HAIJOGJA.COM – Waspada ubur-ubur di Pantai Selatan, terutama selama musim libur sekolah ketika jumlah wisatawan meningkat tajam.

Kemunculan ubur-ubur kembali terjadi di sepanjang pesisir selatan Pulau Jawa selama masa libur sekolah. Fenomena ini mengganggu kenyamanan wisatawan dan telah menyebabkan sejumlah kasus sengatan, terutama di kalangan anak-anak.

Di Pantai Parangtritis, Bantul, tercatat sedikitnya 22 wisatawan mengalami sengatan ubur-ubur hingga akhir pekan lalu.

Dilansir dari Tribun News, menurut Kepala Pelaksana BPBD DIY, Noviar Rahmad, sebagian besar korban adalah anak-anak yang tertarik menyentuh ubur-ubur karena bentuk dan warnanya menyerupai mainan atau karakter animasi seperti dalam film SpongeBob.

Fenomena ubur-ubur di wilayah ini bukanlah hal baru dan kerap terjadi saat perubahan suhu laut atau arus.

Namun tahun ini, sejak pertengahan Juni, jumlah korban anak-anak meningkat seiring tingginya kunjungan ke pantai selama libur sekolah.

Noviar menjelaskan bahwa jenis ubur-ubur yang terdampar di pantai selatan memiliki tentakel panjang dan bisa menempel di kulit, berbeda dengan bentuk ubur-ubur yang umum dikenal masyarakat.

BPBD DIY bersama tim Satlinmas Rescue rutin menyisir pantai setiap pagi untuk membersihkan ubur-ubur dan memberikan pertolongan pertama kepada korban sengatan.

Mereka menggunakan alkohol atau cuka untuk mencegah racun menyebar lebih dalam. Seluruh korban berhasil ditangani di pos kesehatan tanpa perlu dirujuk ke rumah sakit.

Meski penanganan sudah dilakukan dengan sigap, upaya edukasi dinilai masih kurang.

Banyak orang tua belum memahami bahwa ubur-ubur yang tampak diam di pasir pun masih bisa menyengat.

Selain itu, BPBD juga mengingatkan bahaya lain di pantai selatan, yakni palung laut dengan arus kuat.

Meski telah diberi tanda larangan, masih banyak wisatawan yang nekat berenang di zona berbahaya tersebut.

Untuk mengantisipasi risiko selama musim liburan, BPBD memperkuat koordinasi dengan berbagai pihak meskipun jumlah personel tidak ditambah.

Papan peringatan dan imbauan lewat pengeras suara terus dipasang agar pengunjung lebih waspada.

Noviar menekankan bahwa pantai tetap bisa dinikmati sebagai tempat wisata asalkan para pengunjung memahami dan menghindari potensi bahaya yang ada.