HAIJOGJA.COM – Perhelatan akbar mode Jogja Fashion Week 2025 kembali hadir meriah pada 7–10 Agustus 2025 di Hall A, B, dan C Jogja Expo Center.

Memasuki tahun ke-20 penyelenggaraannya, acara ini menampilkan sepuluh sesi fashion show yang menghadirkan lebih dari 1.000 koleksi busana terbaru dari 132 desainer.

Mengusung tema “Threads of Tomorrow”, Jogja Fashion Week menghadirkan semangat inovasi dan keberlanjutan dalam dunia mode.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY, Yuna Pancawati, menyampaikan bahwa penyelenggaraan tahun ini diharapkan menjadi simbol tren fashion nasional sekaligus mendorong penggunaan produk lokal yang ramah lingkungan.

Tema Jogja Fashion Week 2025

Menurutnya, tema yang diangkat mengandung makna keterhubungan dan kesinambungan di industri mode yang terus berkembang.

Acara ini juga menjadi bentuk dukungan pemerintah terhadap kemajuan industri fashion dan sektor terkait seperti pariwisata dan UMKM, meskipun kemandirian dan daya adaptasi para pelaku usaha tetap menjadi faktor kunci kesuksesan.

“Pemerintah tetap punya peran menjadi fasilitator untuk mendukung ekosistem bisnis, tetapi keberlanjutan keberhasilan usaha tentunya terletak pada daya saing dan juga daya juang, adaptasi pengusaha itu sendiri, ” kata Yuna, dikutip dari RRI.

Jogja Fashion Week bukan sekadar ajang pameran busana, tetapi juga sebagai wadah kolaborasi antara desainer profesional, desainer muda, dan komunitas mode demi masa depan fashion Indonesia.

Yuna menyampaikan bahwa Jogja Fashion Week 2025 siap digelar melalui kolaborasi dengan berbagai pihak demi menampilkan tren fashion bertaraf global.

Event ini tak hanya memperlihatkan mode sebagai bentuk karya seni, namun juga sebagai bagian penting dari industri kreatif yang memiliki nilai kekayaan intelektual.

Ia juga menargetkan capaian pendapatan sebesar dua miliar rupiah, sama seperti penyelenggaraan tahun sebelumnya.

”Pada event kali ini, Jogja Fashion Week menargetkan pendapatan sebesar dua miliar rupiah seperti tahun lalu,” ujar Yuna.

Kegiatan Jogja Fashion Weeek 2025

Jogja Fashion Week 2025 akan diisi dengan berbagai kegiatan seperti pameran, sesi edukasi, dan pertunjukan fashion yang menjadi ajang interaksi serta transaksi yang efektif bagi para pelaku industri fashion.

Selain itu, akan ada festival kuliner khas Jogja yang digelar bersama Dinas Koperasi dan UKM. Menurut Aulia Sunhandhika selaku Project Manager, event ini menghadirkan lebih dari 1.000 karya mode dalam sepuluh sesi dari 132 desainer, yang terdiri dari desainer profesional, desainer muda, hingga siswa SMK.

Pertunjukan akan dibagi menjadi sesi sore, malam, serta khusus untuk kategori youth dan kids fashion.

Pameran JFW juga menampilkan 122 booth dari ratusan pelaku IKM bidang fashion dan aksesoris, termasuk booth khusus dari IKM yang sudah mandiri.

“Yang baru di tahun ini, nanti selain booth yang kalau kemarin-kemarin banyak di temukan booth 3×3, yang spesial tahun ini Disperindag DIY akan memfasilitasi 40 IKM dengan booth 3×3, kemudian ada sekitar 40 IKM yang diharapkan telah mampu mandiri dengan mengisi stand 3×6 dan 6×6,” ujar Aulia.

Dampak Jogja Fashion Week

Atase Perdagangan Kedutaan Besar RI untuk Paris periode 2021–2025, Ruth Joanna Samaria, memberikan apresiasi terhadap upaya Pemda DIY yang terus mendorong Jogja Fashion Week agar dapat menembus panggung fashion internasional.

Ia menilai langkah ini sebagai bentuk keseriusan dalam mengangkat industri mode Indonesia ke tingkat global.

Ruth menyebut bahwa Paris masih menjadi pusat mode dunia dengan nilai bisnis fashion yang mencapai 154 triliun euro.

Ruth juga menjelaskan bahwa saat ini terdapat empat kota utama yang telah menjadikan ajang fashion sebagai ikon industri global, yakni Paris, New York, London, dan Milan.

Ia berharap konsistensi dan inovasi dari Jogja Fashion Week bisa mengangkat industri mode DIY ke panggung dunia, sejalan dengan visi Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X untuk menjadikan Jogja sebagai pusat fashion dunia pada 2028.

“Paris Fashion Week bisa digelar lima kali dalam setahun, dengan banyak mengangkat tema ready to wear, ini menunjukkan betapa tergantungnya Paris dengan industri fashion,” kata Ruth.

Ruth menambahkan, tren busana pria atau men’s wear tengah naik daun di Paris, yang bisa dimanfaatkan desainer Indonesia sebagai peluang ekspor.

Ia pun mengaku terkesan saat melihat koleksi busana pria dalam pembukaan Jogja Fashion Week.

Dalam perayaan 20 tahun penyelenggaraannya, ajang ini juga akan menggelar reuni besar serta memberikan penghargaan bagi para desainer yang telah berperan dalam membesarkan nama Jogja Fashion Week.

Aulia menegaskan, JFW kini menjadi salah satu ajang fashion paling berpengaruh di Indonesia dan menjadi tonggak penting dalam dua dekade perkembangan industri fashion tanah air.