HAIJOGJA.COM – Tujuan dari Gerakan Reresik Sekolah, yang diluncurkan kembali oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Yogyakarta, adalah untuk meningkatkan kesadaran siswa akan kebersihan lingkungan sekolah.

Tahun ini, kegiatan tersebut dikemas dalam bentuk roadshow ke berbagai sekolah mulai dari tingkat pendidikan dini hingga tingkat pendidikan menengah.

“Agenda ini akan menjadi sebuah panggung ekspresi bagi pelajar Jogja untuk menampilkan semua talenta di satuan pendidikan, serta untuk meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan sekolah,” kata Ketua Tim Kerja Pembinaan Kepemudaan Disdikpora Jogja Mugi Suyatno di Jogja, Kamis (6/11/2025).

Gerakan Reresik Sekolah Kembali Digelar

Pada hari Sabtu, 8 November 2025, akan ada roadshow Gerakan Reresik Sekolah di beberapa sekolah di Kota Yogyakarta. Program ini sudah lama ada, kata Mugi.

Kegiatan serupa telah dilakukan bersamaan dengan peluncuran Kampanye Gerakan Sampah Anorganik oleh Pemkot Yogyakarta pada tahun 2022.

Sebuah surat edaran dari Kepala Disdikpora mengimbau semua jenjang pendidikan, mulai dari TK hingga SMA/SMK/MAM, untuk melakukan pembersihan sekolah setiap Jumat Wage atau Kamis Pon.

Mugi juga ingin mengatakan bahwa, dengan harapan untuk meningkatkan efek positifnya, kegiatan kali ini adalah hasil kolaborasi antara Gerakan Pelajar Pemuda dan Yayasan Kalam Kudus Jogja.

“Sebenarnya gerakan reresik sekolah ini sudah kami lembagakan sejak awal tahun 2022, saat Pemerintah Kota Jogja mencanangkan kegiatan Kampanye Gerakan Sampah Anorganik,” katanya.

Selain itu, ia menyatakan bahwa gerakan ini sejalan dengan arahan Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo dan Wakil Wali Kota Wawan Hermawan, yang menegaskan betapa pentingnya pengelolaan sampah sekolah yang independen.

“Salah satu agendanya yaitu membuat dan memaksimalkan fungsi biopori, untuk Yayasan Kalam Kudus juga sudah memiliki biopori yang berusia kurang lebih 10 tahunan dan masih konsisten,sehingga memiliki komitmen yang kuat tentang pengelolaan sampah,” katanya.

Gelar Pelajar Pemuda

Novita Anggraeni, ketua panitia Kalam Kudus Fair, menjelaskan bahwa acara ini dimulai dengan sosialisasi Masyarakat Jogja Olah Sampah (Mas Jos) bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH).

Kemudian ada Gelar Pelajar Pemuda dan pembersihan sekolah.

“Ini adalah aksi bersama untuk mengelola sampah sendiri guna menjaga kebersihan, kelestarian lingkungan sekolah, menumbuhkan kesadaran peduli lingkungan sejak dini, serta mewujudkan lingkungan belajar yang sehat dan nyaman,” katanya.

Sementara itu, Kris Pujianto Halim, Ketua Yayasan Kalam Kudus Cabang Jogja, menyatakan komitmennya untuk mengelola sampah di sekitar sekolah.

“Jadi untuk sampah organik tentu akan kita kelola sendiri ya, salah satunya dengan biopori itu, kemudian untuk sampah non-organik akan kita salurkan ke bank sampah,” katanya.