Tren Sport Tourism Bikin Wisata Jogja Makin Bergairah, Spending Wisatawan Naik
HAIJOGJA.COM – Dinas Pariwisata (Dinpar) DIY menilai bahwa geliat sport tourism di Daerah Istimewa Yogyakarta mampu menjadi magnet bagi wisatawan.
Berbagai ajang olahraga yang digelar tidak hanya menarik minat kunjungan, tetapi juga diharapkan dapat memperpanjang masa tinggal wisatawan (length of stay/LoS) serta meningkatkan pengeluaran mereka selama berwisata.
Tren Sport Tourism Bikin Wisata Jogja Makin Bergairah
Kepala Dinpar DIY, Imam Pratanadi, mengatakan bahwa sektor pariwisata di Jogja dan Jawa Tengah menunjukkan tren positif berkat maraknya event sport tourism.
Meski kondisi pariwisata belum sepenuhnya pulih, kegiatan semacam ini terbukti mampu menggerakkan ekonomi lokal dan menarik kunjungan wisata.
“Alhamdulillah, pariwisata di daerah Semarang dan Jogja dengan adanya event-event sport tourism yang banyak dilakukan, baik oleh hotel-hotel maupun komunitas penyelenggara, terus bergerak,” katanya Minggu (2/11/2025), dikutip dari Harian Jogja.
Ia menambahkan, peserta event sport tourism biasanya tidak hanya datang untuk bertanding atau berpartisipasi, tetapi juga memanfaatkan waktu untuk menjelajahi destinasi wisata di Jogja.
Karena itu, pihaknya berharap kegiatan semacam ini bisa mendorong wisatawan untuk memperpanjang masa liburannya.
“Kami harap mereka bisa memperpanjang masa tinggalnya di Jogja, mungkin satu malam lagi, agar dampak ekonominya semakin terasa bagi masyarakat,” katanya.
Imam menuturkan, tren sport tourism di Jogja masih sangat tinggi.
Setiap penyelenggaraan acara selalu diminati peserta dari berbagai daerah, bahkan dari luar negeri.
Salah satu agenda besar yang akan digelar adalah Jogja International Heritage Walk pada akhir November, yang juga diikuti wisatawan mancanegara.
“Event seperti ini sejalan dengan tema pariwisata nasional tahun 2026, yakni sport tourism dan wellness tourism. Kami akan terus mendorong penyelenggara untuk meningkatkan semangat dan kualitas event-event serupa,” katanya.
Meski begitu, Imam mengakui bahwa lama tinggal wisatawan masih menjadi tantangan bagi DIY.
Saat ini, wisatawan mancanegara rata-rata menginap 2,08–2,1 hari, sedangkan wisatawan nusantara hanya sekitar 1,8–1,9 hari.
“Target kami [LoS wisatawan] belum tercapai, masih di angka 2,2 hari untuk mancanegara dan 1,96 hari untuk nusantara. Ini masih harus terus ditingkatkan,” katanya.
Sementara itu, rata-rata pengeluaran wisatawan nusantara tahun lalu mencapai Rp2,2 juta per orang, sedangkan wisatawan mancanegara sekitar 560 dolar AS.
Menurut Imam, angka tersebut sudah sesuai dengan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DIY.
“Memang kondisi ekonomi menjadi salah satu faktor utama mengapa lama tinggal masih rendah. Tapi kami optimistis, dengan perbaikan layanan di destinasi wisata dan kolaborasi antara pemerintah daerah serta pelaku pariwisata, kualitas wisatawan akan meningkat,” katanya.
