Okupansi Hotel di Yogyakarta Merata Jelang Libur Maulid dan Grebeg Keraton, Begini kata PHRI
HAIJOGJA.COM – Di tengah situasi yang penuh ketidakpastian seperti ini, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY menilai citra Yogyakarta tetap kondusif.
Pasalnya, saat aksi unjuk rasa nasional terjadi ternyata membawa angin segar bagi dunia perhotelan.
Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono, menyampaikan bahwa banyak wisatawan dari luar daerah, terutama dari Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur, memilih Yogyakarta sebagai tempat menginap karena dianggap lebih aman bagi mereka dan keluarga.
“Ada yang sekarang masih stay di Yogyakarta untuk mengamankan diri dan keluarganya,” kata Deddy, Rabu (3/9/2025), dikutip dari Kompas.
Okupansi Hotel di Yogyakarta Merata
Sejak 30 Agustus, tingkat hunian kamar hotel di seluruh wilayah DIY ada di kisaran 40 persen, baik di pusat kota maupun daerah pinggiran.
Angka tersebut termasuk stabil di tengah aksi unjuk rasa yang terjadi belakangan ini.
Tetapi hanya saja, di daerah Kulon Progo ada catatan bahwa okupansi hotel rendah dibandingkan wilayah lain.
Tentunya PHRI tetap optimistis angka ini akan terus naik menjelang libur panjang Maulid Nabi pada 5–7 September 2025.
“Semoga target kita di 55 persen saat liburan Maulid Nabi bisa tercapai karena ada tradisi Grebeg Maulud Keraton Yogya,” kata Ketua PHRI DIY, Deddy.
Ia juga menambahkan, walaupun sempat ada tamu yang membatalkan reservasi, tetapi jumlahnya tidak banyak dan sebagian besar hanya menunda jadwal menginap saja.
Yogyakarta Aman
Yogyakarta dipandang sebagai daerah yang termasuk aman di tengah maraknya unjuk rasa di berbagai kota terjadi belakangan ini.
Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono, menyebut aksi damai di halaman DPRD DIY pada 1 September berlangsung tertib bahkan menarik perhatian wisatawan.
Peserta aksi disambut juga dengan iringan drum band bregada, kemudian lengkap dengan adanya lurah dan pamong berbusana adat Jawa di kawasan Malioboro.
Suasana saat itu, menurutnya, justru membuat wisatawan semakin yakin bahwa Yogyakarta nyaman dan aman untuk dikunjungi.
“Mereka tertarik dan justru stay karena mereka membuktikan sendiri, bukan dari orang lain, sehingga mengajak keluarganya untuk datang ke Yogya,” kata Deddy.
Ia juga menilai langkah Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, yang turun langsung menemui massa saat terjadi kericuhan di Mapolda DIY pada 29 Agustus malam, memberi rasa kepercayaan aman untuk warga dan wisatawan.
“Jujur, kami berterima kasih kepada Ngarsa Dalem (Sultan HB X) yang sudah bersusah payah ke sana. Kami dari PHRI DIY mendapat dampak positifnya,” tutup Deddy.