HAIJOGJA.COM – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencatat penurunan angka kemiskinan di wilayah tersebut.

Pada Maret 2024, persentase penduduk miskin mencapai 10,83 persen atau sekitar 445.550 jiwa.

Namun, pada September 2024 angka tersebut turun menjadi 10,4 persen, setara dengan 430.470 orang.

Garis kemiskinan di DIY juga mengalami kenaikan, dari Rp 602.437 per kapita per bulan pada Maret menjadi Rp 613.370 pada September 2024.

Dari seluruh kabupaten/kota, Kulon Progo mencatat persentase penduduk miskin tertinggi pada Maret 2024 yakni 15,62 persen, atau 71.480 orang.

Garis kemiskinan di daerah ini sebesar Rp 438.007 per kapita.

Sebaliknya, Kota Yogyakarta menjadi wilayah dengan tingkat kemiskinan terendah, hanya 6,26 persen dengan jumlah penduduk miskin sebanyak 28.790 orang. Batas garis kemiskinan di kota ini adalah Rp 686.973 per bulan.

Kabupaten Sleman menyusul sebagai daerah dengan tingkat kemiskinan rendah, yaitu 7,46 persen atau 97.940 jiwa, dengan garis kemiskinan sebesar Rp 513.926.

Berikut adalah daftar lengkap persentase dan jumlah penduduk miskin di DIY per Maret 2024, dari yang tertinggi hingga terendah:

Kulon Progo – 15,62% (71.480 orang)

Gunungkidul – 15,18% (120.410 orang)

Bantul – 11,66% (126.930 orang)

Sleman – 7,46% (97.940 orang)

Kota Yogyakarta – 6,26% (28.790 orang)

Data ini menunjukkan bahwa meskipun DIY masih menghadapi tantangan kemiskinan, tren penurunan terus berlanjut.