HAIJOGJA.COMHujan deras yang mengguyur wilayah Sleman pada Jumat (9/5) sore menyebabkan tembok dapur SD Bogem 2 Sleman, Kalasan ambruk.

Lokasi sekolah yang berada di Jalan Jogja-Solo No.16 ini terdampak longsoran tanah yang membuat tembok runtuh dan menimpa peralatan dapur serta dua sepeda motor.

Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, seperti disampaikan Kepala Pelaksana BPBD Sleman, Bambang Kuntoro.

Bencana cuaca ekstrem ini juga menyebabkan kerusakan di beberapa titik lain di Kabupaten Sleman.

Data dari Pusdalops BPBD menyebutkan bahwa tembok sepanjang 50 meter di salah satu perumahan Tamanmartani juga roboh.

Di daerah Bayen, Purwomartani, tanah longsor mengancam rumah warga, sementara di dusun Carikan, Tamanmartani, talud sepanjang 15 meter runtuh akibat terendam air banjir.

Hujan deras yang disertai angin kencang juga menimbulkan genangan dan banjir di beberapa wilayah seperti Bayen dan Perumahan Bumi Avia Permai, yang sempat merendam rumah-rumah warga.

Di Perumahan Griya Wira Buana, Kalasan, pagar bangunan jebol karena air masuk ke rumah. Di Sanggrahan Maguwoharjo, saluran air dilaporkan rusak akibat meluapnya hujan.

Tak hanya banjir, angin kencang juga menyebabkan pohon tumbang yang menimpa bangunan rumah, kantor, tempat usaha, jaringan listrik, dan melintang di jalan di sejumlah kecamatan seperti Ngemplak, Sleman, Mlati, Kalasan, Berbah, Ngaglik, dan Depok.

Menyikapi kejadian ini, Ketua Komisi D DPRD Sleman, M Arif Priyo Susanto, meminta Bupati Sleman Harda Kiswaya segera membentuk tim kerja yang bertugas menginventarisasi kondisi bangunan sekolah dasar dan menengah pertama (SMP) yang berpotensi rusak.

Permintaan ini muncul menyusul dua kejadian serupa dalam sepekan terakhir, di mana dua sekolah dasar mengalami kerusakan akibat cuaca ekstrem.

Arif menyatakan bahwa ini bukan sekadar peringatan, melainkan tanda bahaya serius yang membutuhkan penanganan cepat dan tepat.

“Setelah kemarin SDN Kledokan ambruk, hari ini SDN Bogem 2 juga runtuh. Meski hanya bagian dapur, tapi ini sangat mengkhawatirkan. Kalau tidak segera diantisipasi, bisa merembet ke bangunan utama dan membahayakan siswa,” ujar Arif, dikutip dari Tribun News.

Ia juga menyarankan agar program ini masuk dalam prioritas kerja 100 hari pertama Bupati Harda Kiswaya.