Spektakuler! Batik Raksasa 27 Meter Karya Warga Kulonprogo Meriahkan HUT ke-80 RI
HAIJOGJA.COM — Pengrajin Sembung Batik dari Ngentakrejo, Lendah, Kulonprogo menghadirkan karya spektakuler berupa batik raksasa sepanjang 27 meter dan lebar 3 meter.
Kain bermotif sketsa wajah delapan tokoh presiden Indonesia tersebut khusus dibuat dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 RI.
Pada ujung kain, terdapat gambar lambang negara Burung Garuda Pancasila beserta peta Indonesia.
Tak ketinggalan logo tematik HUT ke-80 RI lengkap dengan tagline “Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju”.
Perlu diketahui, batik raksasa ini bukan menjadi yang pertama dibuat Sembung Batik.
Tahun lalu, Sembung Batik juga membuat karya raksasa berupa gambaran kepulauan Indonesia yang dikelilingi oleh 79 Garuda Pancasila dengan panjang 9 meter dan lebar 6 meter.
Menurut pemilik Sembung Batik Bayu Permadi, proses pembuatan batik ini menggunakan kombinasi teknik cap dan tulis, masing-masing memiliki fungsi khusus.
Cap digunakan untuk membuat motif bingkai wajah presiden, sedangkan teknik tulis dipakai untuk menggambar sketsa wajah, lambang negara, hingga peta Indonesia.
Bayu menyebut proyek yang dimulai sejak awal Agustus tersebut tidak lepas dari berbagai bentuk tantangan.
“Memang sempat ada kendala dalam proses pembuatan, seperti harus dipastikan goresan sketsa sesuai rancangan,” papar Bayu.
Ketelitian menjadi faktor penting mengingat ukuran karya yang besar dan detail simbol-simbol kenegaraan yang digunakan.
Sesuai dengan tema HUT RI ke-80, Bayu mengungkapkan bahwa proyek batik ini melibatkan 80 orang, mulai dari seniman batik hingga pelajar yang sedang menjalani program magang.
Peserta magang yang dilibatkan merupakan pelajar dari SMK Negeri 1 Susukan, Banjarnegara, Jawa Tengah.
Para siswa ini sedang menjalani Praktik Kerja Lapangan (PKL) dan diberi kesempatan langsung ikut dalam proses produksi.
Salah satu peserta PKL, Istanti, menyampaikan pengalamannya mengikuti proses kreatif tersebut. Ia merasa bangga bisa menjadi bagian dari proyek penting ini.
“Saya pertama kali ikut. Jadi ini pengalaman seru sekaligus membanggakan,” ujar Istanti.
Selama proses pengerjaan, Sembung Batik menghabiskan sekitar 10 kilogram malam (lilin batik) dan 1 kilogram bahan pewarna.
“Biayanya antara Rp7 juta sampai Rp9 juta,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Bayu menyebut bahwa karya baru tahun ini akan menjadi pelengkap koleksi monumental Sembung Batik.
“Kami ingin museum khusus yang menampilkan perjalanan Indonesia lewat karya batik,” tuturnya.