HAIJOGJA.COM – Pemerintah Kota Jogja telah melakukan banyak upaya untuk merayakan hari raya Idul Adha. Yang memprihatinkan adalah akses hewan kurban di kota Jogja.

Wali Kota Jogja

Sugen Purwanto mengatakan sebagian besar permintaan hewan kurban Idul Adha masih dipenuhi dari luar kota Jogja. Hal ini dikarenakan peternakan di kota Jogja tidak terlalu luas mengingat terbatasnya lahan  dan sudah padatnya pemukiman penduduk.

Sugen juga mengatakan pihaknya juga berupaya  mencegah penyebaran berbagai penyakit menular pada hewan. Belum lama ini, terjadi wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) dan antraks.

Petugas kantor dokter hewan (POV) di  tingkat lokal dan provinsi juga akan disiagakan untuk memantau keluar masuknya hewan kurban. Pemantauan dilakukan dengan pengamatan fisik terhadap hewan.

Sugeng mengatakan ini adalah langkah pencegahan.
Hewan kurban juga harus disertai  surat keterangan kesehatan hewan (SKHH) sebelum masuk wilayah kota Jogja.

Yang pasti, kita tahu bahwa kegiatan pertanian di kota Jogja hanya mencakup lahan sawah seluas 50 hektar, sehingga jika bicara tentang kurban kita perlu melihat di mana letak kantong hewan kurbannya.

Seiring bertambahnya usia, nilai ini mungkin menurun. ” Permukiman sudah begitu padat sehingga hampir tidak mungkin digunakan untuk pertanian skala besar,”  Ujar Sugeng beberapa waktu lalu.

DPP Kota Jogja Sri Panggarti

Menuturkan saat ini ketersediaan hewan kurban di Kota Jogja hanya ada 160-an ekor. Pihaknya juga telah melakukan sosialisasi kepada panitia kurban hingga para takmir masjid terkait dengan teknis penyembelihan hewan kurban. Para pedagang pasar tiban juga dapat sosialisasi kaitannya dengan pencegahan pencemaran

Penjual ini harus memiliki izin yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Izin masih dalam pertimbangan.

Kami ingin merancang penjualan yang tidak  menggunakan peralatan yang dapat mengganggu masyarakat. Kami nanti juga memperhatikan limbahnya, kesehatan hewanny, tuturnya.