Pemkab Sleman Terapkan Jam Buka Tutup Jalan Sedongan-Balerante untuk Truk Angkutan Galian C
HAIJOGJA.COM — Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memberlakukan jam buka-tutup jalan untuk truk angkutan galian C di ruas Jalan Sedogan-Balerante.
Hal ini disertai dengan pemasangan rambu dan portal rekayasa lalu lintas di ruas tersebut sebagai tindaklanjut aduan masyarakat terkait lalu lalang kendaraan galian C yang mengganggu dan membahayakan aktivitas masyarakat.
Pemasangan rambu dan portal dilakukan bersama Dirlantas Polda DIY, Kasatlantas Polresta Sleman, Danramil, Satpol PP Sleman, Dinas Perhubungan Sleman, serta perangkat wilayah setempat pada Kamis. Adapun pengaturan mencakup rambu jam operasional kendaraan galian C di titik Sedogan, serta banner dan portal pembatas tinggi dan lebar kendaraan di titik Balerante.
Jam Buka Tutup Jalan Sedogan-Balerante
Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Sleman Makwan menegaskan bahwa langkah ini dilakukan untuk menekan laju truk tambang yang melintas.
“Aduan dari masyarakat terganggu di jam-jam tertentu berkaitan dengan lalu lintas truk muatan,” katanya.
Truk galian C hanya diperbolehkan beroperasi pukul 08.00-18.00 WIB.
“Di luar jam tersebut portal akan ditutup,” katanya.
Aturan ini telah ditetapkan dalam SK Bupati Sleman No. 71/Kep.KDH/A/2025 tentang manajemen rekayasa lalu lintas ruas Jalan Sedogan-Balerante dan ruas Jalan Girikerto-Purwobinangun melalui penerapan alat pengendali dan pengaman pengguna jalan serta pemasangan rambu lalu lintas.
Makwan mengimbau seluruh pihak mematuhi aturan tersebut.
“Kami mengimbau agar peraturan ini dipatuhi. Jangan memaksakan kehendak karena ada undang-undang yang mengatur dan akan ditindak tegas bagi yang melanggar,” katanya.
Selain itu, Pemerintah Kalurahan Wonokerto, Kapanewon Turi, juga memasang CCTV untuk ikut membantu pengawasan.
Tanggapan Warga
Darmadi, warga Sempu, Wonokerto, menyampaikan apresiasi atas langkah Pemkab Sleman.
“Sangat mendukung dengan pemasangan portalnya, karena kami sangat dirugikan. Truk muatan yang beriringan itu sampai memakan bahu jalan, malah kita tidak bisa lewat,” katanya.
Ia menambahkan bahwa kondisi jalan kian rusak akibat aktivitas truk.
“Secara ekonomi kita juga rugi karena banyak warga berjualan makanan itu pasti terkena debu tiap hari,” katanya.