Maybank Marathon 2025 Digelar di Bali, Targetkan Sumbang Ekonomi Lebih Besar dari Rp125 Miliar
HAIJOGJA.COM – PT Maybank Indonesia Tbk (Maybank Indonesia) kembali menggelar Maybank Marathon 2025 di Bali, salah satu ajang lari marathon terbesar di Indonesia yang diyakini bakal memberi dorongan positif bagi perekonomian Pulau Dewata.
Presiden Direktur Maybank Indonesia, Steffano Ridwan, menyebutkan jumlah peserta tahun ini meningkat dari 12.700 menjadi sekitar 13.500 orang.
“Untuk tahun ini, karena jumlah pesertanya lebih banyak, harusnya kontribusi (ekonomi) untuk Pemda Bali akan jauh lebih besar daripada tahun lalu,” kata Steffano dalam press conference Maybank Marathon 2025, Sabtu, 23 Agustus 2025, dikutip dari Info Bank News.
Dengan adanya lonjakan tersebut, ia optimistis dampak ekonomi yang tercipta akan lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya.
Sementara itu, Project Director Maybank Marathon 2025, Widya Permana, menuturkan bahwa tahun lalu ajang ini berhasil menghasilkan perputaran ekonomi hingga Rp125 miliar di Bali.
“Tahun lalu, dampak ekonomi yang dihasilkan untuk Bali dari survei terhadap 12.700 peserta lari ini adalah Rp125 miliar,” ujar Widya.
Angka itu diperoleh dari survei terhadap peserta, di mana rata-rata pelari menghabiskan sekitar Rp9,8 juta untuk kebutuhan akomodasi, kuliner, penginapan, hingga belanja.
“Bali sudah menjadi rumah yang baik untuk penyelenggaraan event ini. Kami ingin bisa bagaimana berkontribusi (ekonomi) lebih lagi untuk masyarakat Bali, yang telah membantu dan men-support Maybank Marathon sejak 2012 dilahirkan,” paparnya.
Dampak Ekonomi Bali
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi Bali menunjukkan tren positif pada kuartal II 2025 dengan pertumbuhan 5,95 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) tercatat mencapai Rp81,39 triliun, sedangkan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) berada di angka Rp44,75 triliun.
Kontributor utama pertumbuhan ini masih berasal dari sektor pariwisata. Salah satunya adalah penyediaan makan dan minum yang menjadi penyumbang terbesar, yakni sebesar 22,76 persen, dan terus menunjukkan kenaikan dari tahun ke tahun.