HAIJOGJA.COM – Malam 1 Suro tahun ini jatuh pada Kamis malam (26/6), yang sekaligus bertepatan dengan malam Jumat Kliwon.

Fenomena pertemuan antara 1 Suro dan Jumat Kliwon ini merupakan kejadian langka yang hanya terjadi setiap delapan tahun, sesuai sistem penanggalan Sultan Agungan.

Dilansir dari Kumparan, Kanjeng Mas Tumenggung (KMT) Projo Suwasono, abdi dalem Keraton Yogyakarta sekaligus panitia Mubeng Beteng, menjelaskan bahwa siklus delapan tahun ini sudah diatur dalam kalender tradisional Jawa yang menggunakan sistem tahun berputar: Alip, Ehe, Jimawal, Je, Dal, Be, Wawu, dan Jimakir.

Karena itu, 1 Suro tidak selalu jatuh pada hari yang sama setiap tahunnya.

Sementara itu, abdi dalem lainnya, Isdarmoko, menyampaikan bahwa masyarakat Yogyakarta sudah lama memandang malam 1 Suro sebagai waktu yang istimewa, bahkan ada yang menyebutnya sebagai “dino angker” atau hari keramat.

Namun ia mengingatkan agar anggapan ini tidak disalahartikan sebagai praktik mistik yang bertentangan dengan ajaran agama.

Menurut Isdarmoko, malam 1 Suro sebaiknya dimaknai sebagai momentum untuk introspeksi dan pensucian diri, baik lahir maupun batin.

Tradisi seperti mocopatan, yakni pembacaan tembang berisi doa dan nasihat, menjadi cara yang baik dalam menyambut tahun baru Jawa secara positif.

Selain itu, dalam kalender Jawa tahun ini, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pada bulan Mulud juga akan bertepatan dengan malam Jumat Kliwon.