Lurah Bangunharjo Bantul Gusur Pedagang demi Gerai Koperasi Desa Merah Putih, Ngaku Tertekan
HAIJOGJA.COM — Pembangunan gerai Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) di Kalurahan Bangunharjo, Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul menggusur sejumlah pedagang yang telah lama berlapak di Bumi Projotamansari. Para pedagang terpaksa meninggalkan ruko milik KUD Bangunharjo yang telah disewa selama bertahun-tahun.
Lurah Bangunharjo Nur Hidayat mengaku penggusuran ini bukan hal yang mudah untuk dilakukannya. Ia merasakan tidak enak hati terhadap pedagang yang terdampak.
“Sebenarnya, saya juga tidak tega, tapi mau bagaimana lagi, kita juga di-press oleh atasan,” ungkapnya, 10 Agustus 2025.
Di sisi lain, ia memastikan bahwa keputusan tersebut turut diikuti dengan alternatif lokasi pengganti agar pedagang tetap bisa berjualan.
“Kita tidak hanya main gusur saja, kok, tapi juga memberikan alternatif tempat penggantinya,” tambahnya.
Adapun status kontrak para pedagang juga tidak memiliki kejelasan karena dokumentasi administratif tidak terdokumentasi dengan baik selama diurus oleh KUD.
Koperasi Desa Merah Putih Bangunharjo Sering Tutup
Di sisi lain, gerai KDMP yang belum lama diresmikan tersebut malah lebih sering tutup.
Terkait hal ini, Ketua Kopdes Merah Putih Bangunharjo Yeri Widarnanto menyebut kendala pasokan sembako menjadi penyebab di balik kerap tutupnya KDMP.
Bulog Yogyakarta yang sebelumnya menjadi pemasok KDMP menarik kembali pasokannya karena alasan kebutuhan internal. Sehingga kini pemasok utama sembako hanya dari ID Food.
“Sekarang stok sembako hanya dari ID Food, tapi tidak selengkap saat masih ada pasokan dari Bulog,” ujarnya.
Namun demikian, Yeri memastikan gerai pupuk tetap beroperasi dengann 217 petani penerima pupuk subsidi.
Gerai elpiji pun masih buka setiap minggu dengan sistem inden karena harga yang lebih murah.
“Modal pupuk sementara ini kami talangi dari pengurus sendiri,” tambahnya.
Gerai Apotek, Klinik, dan Simpan Pinjam Belum Dibuka
Gerai apotek, klinik, dan simpan pinjam di KDMP Bangunharjo hingga saat ini belum dibuka karena terkendala izin, permodalan, dan ketersediaan tenaga kerja bersertifikat.
“Kendala utama kami modal dan pekerja. Selama ini gerai yang buka masih diampu pegawai Kalurahan Bangunharjo yang punya pekerjaan lain,” jelas Yeri.
Pencairan modal dari Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) direncanakan minggu depan setelah surat persetujuan ditandatangani.
“Modal awal sekitar Rp300 juta akan kami pinjam dari LPDB dengan jaminan sertifikat tanah,” ungkapnya.