Harga Beras di Bantul Meroket Naik Sepekan Terakhir, Ini Penyebabnya!
HAIJOGJA.COM – Dalam kurun waktu empat hari terakhir, tercatat adanya kenaikan harga komoditas beras di Kabupaten Bantul.
Ponikem (73), salah satu pedagang beras di Pasar Bantul, menyebutkan bahwa harga beras yang ia tawarkan sekarang mencapai Rp14.000 per kilogram untuk varian premium dan Rp13.000 per kilogram untuk varian medium.
Pada awalnya, selama empat minggu sebelumnya, harga beras masih berada pada angka Rp13.000 per kilogram (premium) dan Rp12.000 per kilogram (medium), seperti yang dikutip dari tribunewsjoga pada Kamis (31/8/2023).
Pendapat serupa juga diutarakan oleh Katinem (72), seorang pedagang beras di Pasar Bantul. Selama empat hari terakhir, harga beras mengalami peningkatan sekitar Rp2.000 hingga Rp3.500 per kilogram.
“Di tempat saya, beras premium kini dijual antara Rp15.000 dan Rp16.000 per kilogram. Sedangkan varian medium dijual seharga Rp13.500 per kilogram,” ujar Katinem.
Dalam kesempatan terpisah, Zuhriyatun Nur Handayani, Sub Koordinator Kelompok Substansi Pengendalian Barang Pokok dan Penting dari Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan (DKUKMPP )Kabupaten Bantul, mengungkapkan bahwa tren kenaikan harga beras di Kabupaten Bantul mulai tampak, meskipun masih dianggap wajar.
Ia menjelaskan, “Dari lima pasar yang kami pantau, termasuk Pasar Bantul, Pasar Niten, Pasar Imogiri, Pasar Piyungan, dan Pasar Pijenan, terdapat kenaikan harga yang telah melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) beras.”
Lebih lanjut, Zuhriyatun mengingatkan bahwa HET beras menurut kebijakan Bappenas adalah Rp13.900 untuk beras premium dan Rp10.900 untuk beras medium. Pihaknya akan terus memantau situasi ini, dan jika diperlukan, operasi pasar akan dilakukan untuk menjaga stabilitas harga beras.
Penyebab Harga Beras di Bantul Naik
Kenaikan harga beras di Bantul disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor produksi dan faktor iklim, seperti yang dijelaskan oleh Zuhriyatun.
Upah pekerja sawah yang meningkat dan biaya tambahan pembelian pupuk padi di Kabupaten Bantul menjadi faktor produksi yang berkontribusi.
Zuhriyatun juga mengamati bahwa musim kemarau belakangan ini di Kabupaten Bantul telah mengakibatkan beberapa lahan pertanian padi dialihkan ke tanaman lain yang membutuhkan lebih sedikit air.
Hal ini mengakibatkan penurunan lahan pertanian padi. Namun, saat musim kemarau berakhir, petani di Kabupaten Bantul diharapkan dapat kembali beraktivitas seperti biasa.
Dalam hal ini, masyarakat diingatkan agar tidak terburu-buru membeli beras secara berlebihan dan diimbau untuk tetap tenang menghadapi kenaikan harga beras di Bantul.
Operasi pasar akan dilakukan jika kenaikan harga dianggap sangat tidak wajar, demi menjaga stabilitas harga komoditas beras di Bantul.
Tinggalkan Balasan