“Hamong Nagari”: Pameran Aparatur Keraton Yogyakarta yang Tarik Lebih dari 100 Ribu Pengunjung
HAIJOGJA.COM – Sejak resmi dibuka untuk umum pada 7 Maret 2025, pameran awal tahun bertajuk “Hamong Nagari: Aparatur Nagari Yogyakarta” telah mencuri perhatian masyarakat dengan mencatat angka kunjungan mencapai 107.511 orang.
Memasuki bulan keempat pelaksanaannya, jumlah tersebut menjadi indikator tingginya antusiasme dan keberhasilan penyelenggaraan.
Selain pameran utama, berbagai program pendamping juga digelar guna memperkaya pemahaman pengunjung terhadap tema yang diusung.
Dilansir dari Kraton Jogja, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendara, selaku Penghageng Kawedanan Hageng Nitya Budaya sekaligus Ketua Panitia, menjelaskan bahwa Sri Sultan Hamengku Buwono I mulai menyusun pemerintahan di wilayah-wilayah tertentu, dan sejarah tersebut kini diangkat dalam pameran ini.
Melalui berbagai materi, pengunjung diajak mendalami struktur pemerintahan Yogyakarta yang kompleks, yang jejaknya masih bisa ditemukan dalam nama-nama kampung di kota.
Istilah “Hamong Nagari” sendiri merujuk pada para pelaksana pemerintahan yang memiliki peran penting dalam berbagai aspek, mulai dari kebersihan hingga urusan keagamaan.
Aparatur-aparatur ini telah memainkan peran sejak berdirinya Keraton Yogyakarta pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono I (1755–1792), dan cerita mereka dikemas dalam sembilan babak tematik melalui busana, alat kerja, serta karya litografi.
Lebih dari sekadar koleksi, pameran ini juga menyuguhkan pengalaman interaktif.
Salah satunya ruang audio-visual yang mengulas asal-usul nama kampung dan peran besar aparatur dalam mendukung kehidupan Keraton.
Selain itu, pengunjung bisa merasakan pengalaman langsung seperti berada di pengadilan Jawa atau meraba tekstur kain dan busana tradisional yang dipamerkan.
Pameran ini tak hanya hadir di ruang utama, tapi juga diperkuat lewat kegiatan edukatif seperti Public Lecture yang telah berlangsung empat kali hingga Juni 2025, membahas topik-topik spesifik seputar aparatur Keraton.
Salah satunya adalah diskusi mengenai struktur dan kerja seni di lingkungan Keraton.
Kegiatan lain seperti lokakarya kamus kristik, sketsa saat gladi prajurit, dan pertunjukan budaya seperti Uyon-Uyon Hadiluhung dan Garebeg Besar juga digelar, mengajak masyarakat dan komunitas ikut terlibat.
Dengan keberagaman aktivitas tersebut, pameran Hamong Nagari bukan sekadar tontonan, melainkan ruang bersama untuk menggali pemahaman lebih dalam tentang sistem pemerintahan Keraton Yogyakarta.
Pameran ini masih dibuka hingga 17 Agustus 2025, memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk menyelami lebih jauh kiprah aparatur nagari di balik dinamika pemerintahan Keraton.