Gerakan Mas JOS: Warga Jogja Olah Sampah Jadi Pupuk dan Pakan Maggot, Ini Harapan Wali Kota
HAIJOGJA.COM – Masalah sampah di Kota Yogyakarta masih menjadi pekerjaan rumah yang difokuskan.
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menjelaskan bahwa solusi tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah, tetapi butuh perubahan pola pikir dari masyarakat.
Menurutnya, sampah seharusnya tidak langsung dibuang, tetapi dipilah dan diolah mulai dari rumah tangga.
“Artinya sampah itu diolah sendiri dengan rumah yang tidak terlalu luas, kebun yang tidak terlalu luas bisa selesai. Saya berharap perubahan itu berasal dari bawah, kemudian kita dukung,” ujar Hasto, Jumat (12/9/2025), dikutip dari RRI.
Gerakan Mas JOS
Lewat Gerakan Masyarakat Jogja Olah Sampah (Mas JOS), Pemkot Yogyakarta terus mendorong partisipasi warga.
Program ini sudah berjalan di tingkat kemantren, kelurahan, hingga kampung, dengan pembagian ember dan sosialisasi door to door.
Targetnya, sampah dapur bisa dikelola langsung oleh masyarakat.
Hasto mengapresiasi warga Kampung Pengok yang sudah lebih dulu menjalankan Mas JOS.
Warga di Kampung Pengok mengolah sampah organik menjadi pupuk dan pakan maggot untuk mendukung pertanian.
Salah satunya Bu Lis, warga RW 12 Demangan, yang memanfaatkan biopori di halaman rumahnya untuk mengolah sisa sayur dan buah.
Sampah anorganik pun ia pilah dan setor ke bank sampah.
Menurut Hasto, usaha ini penting dijalankan untuk mengurangi beban depo sampah.
Hingga kini, depo di Yogyakarta hanya mampu mengolah sekitar 190 ton per hari, padahal yang masuk mencapai 260 ton.
Sementara kuota pembuangan ke TPA Piyungan sangat terbatas, yaitu hanya tersisa 2.400 ton hingga akhir 2025.
Hasto mengimbau pihaknya untuk memantau perkembangan Mas JOS di seluruh 14 kemantren.
Nantinya, hasil penilaian akan diumumkan saat Hari Jadi Kota Yogyakarta pada 7 Oktober.
Pemerintah juga menyiapkan dukungan berupa gerobak dan ember bekas cat untuk membantu pengolahan sampah organik.
“Target saya, Januari nanti kita bisa selesaikan sampah secara real time. Jadi berapa yang dihasilkan hari itu, selesai hari itu juga,” tegas Hasto.
Sementara itu, Mantri Pamong Praja Gondokusuman, Guritno, menambahkan bahwa keberhasilan gerakan ini banyak digerakkan oleh ibu-ibu.
Mereka bahkan tidak ragu memanfaatkan maggot dari sampah organik untuk mendukung pertanian, seperti menanam cabai.
Gerakan Mas JOS pun saat ini dipandang sebagai contoh nyata gotong royong warga Jogja yang efektif dalam mengatasi masalah sampah, dengan semangat sederhana tapi berdampak besar.