HAIJOGJA.COM – Fakultas Kedokteran Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta atau FK UNISA Yogyakarta tanamkan karakter islam secara menyeluruh dalam pendidikan calon dokternya.

Program pembentukan karakter ini meliputi hafalan Juz 30, kebiasaan bersedekah, serta pelatihan mengenai etika profesi kedokteran.

Dekan FK UNISA, dr. Joko Murdiyanto, dalam pernyataannya kepada Kumparan, menjelaskan bahwa sebagai bagian dari amal usaha Muhammadiyah, FK UNISA berkomitmen membentuk dokter yang tidak hanya andal secara medis, tetapi juga menjadi kader umat dan bangsa yang peduli dan bertanggung jawab.

“FK UNISA bagian dari amal usaha Muhammadiyah. Maka pendidikannya tak hanya membentuk dokter yang kompeten secara medis, tapi juga kader umat dan bangsa yang peka, peduli, dan bertanggung jawab,” katanya, dikutip dari Kumparan.

Mahasiswa didorong untuk menghafal surat-surat pendek dari Al-Qur’an secara bertahap sesuai dengan blok pembelajaran.

Di akhir masa studi, mereka diharapkan hafal seluruh Juz 30. Kegiatan pembelajaran diawali dengan membaca Al-Qur’an dan doa bersama, serta diselingi kebiasaan sedekah melalui kotak amal yang diedarkan di kelas.

Menurut Joko, kebiasaan bersedekah ini bertujuan menanamkan nilai kepedulian dan sifat altruistik—ciri penting bagi seorang dokter yang harus mendahulukan kepentingan orang lain.

Selain itu, FK UNISA juga memperkuat pemahaman dan penerapan etika profesi. Seluruh dosen, baik dari kalangan medis maupun non-medis.

Diwajibkan mengikuti pelatihan Standar Karakter Kompetensi Dokter Muhammadiyah (SKKTM), termasuk penanaman nilai-nilai etis sesuai Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI).

Joko menekankan bahwa dokter Muhammadiyah harus menghayati sumpah dokter dan memenuhi empat kewajiban etis: kepada masyarakat umum, pasien, sesama sejawat, dan diri sendiri.

Ia menutup pernyataannya dengan mengingatkan bahwa kewajiban terhadap diri sendiri mencakup upaya terus-menerus dalam pengembangan diri dan pembelajaran sepanjang hayat sebagai bagian dari profesionalisme.