Embarkasi Haji Yogyakarta 2026: Lebih Efisien, Nyaman, dan Dorong Ekonomi Lokal
HAIJOGJA.COM – Sekarang, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki embarkasi haji sendiri.
Keputusan Menteri Haji dan Umrah Nomor 11 Tahun 2025 tentang Bandar Udara Embarkasi dan Debarkasi mencantumkan ketetapan ini.
Embakasi ini direncanakan dimulai pada musim haji tahun 2026.
Menurut Ni Made Dwi Panti Indrayanti, Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, proses persiapan embarkasi haji ini telah dimulai sejak tahun 2022.
Pemerintah DIY telah melakukan banyak hal, seperti simulasi dan bekerja sama dengan beberapa hotel di sekitar bandara untuk memberi calon jamaah haji tempat menginap sementara.
“Proses ini cukup panjang. Inisiasi dimulai 2022, dilanjutkan 2023 di Kulon Progo, dan 2024 sudah sampai tahap simulasi. Kami bekerja sama dengan Hotel Ibis dan Novotel yang lokasinya memungkinkan untuk menjadi tempat embarkasi Haji atau asrama sementara,” ujarnya, Kamis (7/10/2025), dikutip dari Kompas.
Embarkasi Haji Yogyakarta 2026
Made menjelaskan, agar bisa menjadi embarkasi penuh, suatu daerah minimal harus memiliki 4.000 jamaah atau setara 10 kloter dengan masing-masing 400 orang.
Meski jumlah jamaah haji dari DIY terus meningkat dari 3.200 menjadi 3.700 orang, angka ini masih belum mencukupi syarat.
Untuk itu, pada musim haji 2026 nanti, DIY akan bekerja sama dengan Provinsi Jawa Tengah, khususnya wilayah Karesidenan Kedu, guna memenuhi kuota minimal.
“Jadi disarankan satu karesidenan supaya pengaturan tidak pecah-pecah. Kita ambil Karesidenan Kedu, yang nantinya ada 6 kabupaten ikut di embarkasi DIY,” jelas Made.
Hemat Biaya dan Waktu bagi Jamaah
Menurut Made, kehadiran embarkasi haji di DIY akan memberikan banyak keuntungan bagi jamaah, terutama dalam hal waktu dan biaya yang lebih efisien.
Sekarang calon haji dari Yogyakarta tidak perlu menempuh perjalanan jauh ke embarkasi lain.
“Dengan terbaginya embarkasi, biaya Haji bisa lebih efisien dan waktu jamaah di sana tidak terlalu lama. Ini juga memberi kemudahan dan akses yang baik bagi masyarakat untuk menunaikan ibadah Haji. Sama-sama ingin memberikan yang terbaik bagi masyarakat,” ujarnya.
Konsep “Hotel Haji”, Pertama di Indonesia
Konsep “Hotel Haji”, yang berarti jamaah menginap di hotel sebelum berangkat ke Tanah Suci, adalah salah satu hal yang menarik dari Embarkasi Haji Yogyakarta.
Made mengklaim bahwa gagasan ini merupakan inovasi terbaru di Indonesia.
Pemerintah memilih bekerja sama dengan hotel yang sudah memiliki fasilitas lengkap dan nyaman daripada membangun asrama haji permanen.
“Kalau hotel kan pasti standarnya berbeda, dan ini memberi kenyamanan bagi jamaah. Mereka bisa belajar bagaimana persiapan Haji, lalu tinggal di hotel selama di sini. Ini model baru pertama di Indonesia. Kami harap ini bisa menjadi terobosan untuk pelayanan Haji lebih baik,” jelasnya.
Jika ke depan jumlah jamaah bertambah, hotel-hotel lain di sekitar bandara juga bisa dimanfaatkan. Dengan sistem ini, seluruh proses keberangkatan dan kepulangan jamaah termasuk pemeriksaan imigrasi bisa dilakukan di lokasi yang sama.
Dorong Ekonomi Lokal Kulon Progo
Menurut Made, persiapan Kabupaten Kulon Progo sangat penting untuk keberhasilan embarkasi ini.
Pemerintah daerah mendukung bisnis lokal dengan menyediakan puskesmas dan Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT).
“Mungkin catatan pentingnya adalah kesiapan daerah, khususnya Kulon Progo. Kebutuhan jamaah banyak, mulai dari busana hingga oleh-oleh. Kami sudah koordinasi dengan Kepala Bapperida Kulon Progo, dan semua sudah disiapkan. Ini cepat, karena Haji sudah dekat, jadi kita perlu berkolaborasi dan komunikasi dengan baik,” ujarnya.
Selain mempermudah pelayanan jamaah haji, keberadaan embarkasi haji di Yogyakarta juga diharapkan mampu menggerakkan perekonomian daerah serta meningkatkan daya saing produk lokal.
