HAIJOGJA.COM — Kemunculan perusuh selalu menjadi sorotan ketika terjadi demonstrasi.

Hal ini selain meresahkan masyarakat, juga dapat mengurangi esensi dan perjuangan pendemo yang ingin menyuarakan aspirasi mereka.

Pentingnya Kenali Perbedaan Pendemo dan Perusuh

Pakar kebijakan publik Universitas Trisakti Trubus Rahardiansyah menegaskan pentingnya memahami perbedaan antara pendemo dan perusuh demi menjaga demokrasi dan ketertiban umum.

Pemahaman di tengah masyarakat menjadi sangat penting agar tidak terjadi stigmatisasi terhadap aksi demonstrasi damai.

Trubus menegaskan bahwa demonstran adalah bagian dari demokrasi, sedangkan perusuh adalah ancaman terhadap demokrasi.

Oleh karena itu, “Negara wajib melindungi hak demonstran untuk menyampaikan pendapat, namun pada saat yang sama, tegas menindak perusuh yang berupaya menciptakan instabilitas,” tutur Trubus dalam keterangannya, Senin, 1 September 2025.

Hal ini disampaikannya sebagai tanggapan atas pernyataan Presiden RI Prabowo Subianto dalam rapat kabinet, Minggu, 30 Agustus 2025 lalu.

Prabowo mengatakan bahwa negara mendukung dan memfasilitasi hak masyarakat untuk menyampaikan pendapat secara damai.

Selain itu, negara harus bertindak tegas jika aksi berubah menjadi tindakan anarkis yang merusak ketertiban umum.

Ciri-Ciri Pendemo dan Perusuh

Trubus Rahardiansah menyebut, masih banyak masyarakat yang belum bisa membedakan antara demonstran dan perusuh, padahal keduanya memiliki karakteristik serta tujuan yang sangat berbeda.

“Pernyataan ini penting dipahami publik karena sering kali terjadi pencampuradukan istilah antara demonstran dan perusuh. Padahal, keduanya memiliki karakteristik dan tujuan yang berbeda,” kata Trubus dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

Ciri-Ciri Pendemo

Demonstran adalah bagian dari sistem demokrasi. Aksi mereka dilakukan secara damai dan bertanggung jawab.

Trubus menambahkan, demonstran sejati adalah mereka yang berjuang untuk kepentingan publik secara cerdas dan santun.

“Demonstran biasanya santun dalam menyampaikan pendapat dan ajakan kepada masyarakat senantiasa mengedepankan public civility. Masyarakat bisa menangkap dari perilaku demonstran yang pastinya tuntutannya untuk kemaslahatan publik.”

Demonstran juga sering mengedepankan dialog dan solusi, bukan kekerasan.

“Demonstran selalu menampilkan ide-ide yang cerdas, senantiasa mengajak berdialog kepada institusi atau pimpinan lembaga yang diprotes.”

Ciri-ciri demonstran antara lain:

  • Turun ke jalan dengan tertib.
  • Memiliki tuntutan yang jelas.
  • Dipimpin oleh koordinator lapangan (korlap).
  • Identitas peserta diketahui.
  • Agenda aksi bersifat terbuka dan transparan.
  • Biasanya dilakukan siang hingga sore, dengan batas maksimal pukul 18.00.
  • Setelah itu, massa demonstran cenderung membubarkan diri secara tertib.

Dalam aksi damai ini, aparat keamanan justru berfungsi sebagai fasilitator, menyediakan ruang yang aman agar aspirasi masyarakat dapat tersampaikan tanpa hambatan.

Ciri-Ciri Perusuh

Berbeda dengan demonstran, perusuh muncul setelah massa aksi bubar, biasanya menjelang malam.

“Ciri-cirinya biasanya berpakaian serba hitam, menggunakan helm dan masker, serta cenderung menutupi identitas. Mereka datang bukan untuk menyuarakan aspirasi, tetapi untuk menciptakan kekacauan,” paparnya.

Aksi mereka sering kali meliputi:

  • Pembakaran fasilitas publik.
  • Penjarahan toko atau pusat perbelanjaan.
  • Perusakan sarana umum.
  • Biasanya bukan warga lokal, melainkan berasal dari luar daerah.
  • Tidak memiliki agenda politik substantif, hanya ingin menebar ketakutan dan menciptakan instabilitas sosial.

Kelompok ini bahkan sering menyerang aparat keamanan.

Polisi menjadi target karena bertugas menangkap, menindak, dan memproses hukum mereka.

“Dalam logika kriminal, keberadaan polisi adalah penghalang bagi kehidupan tanpa aturan. Maka, sentimen anti-aparat sering kali muncul dari kelompok perusuh, bukan dari demonstran damai,” ujarnya.

Perbedaan ini antara pendemo dengan perusuh penting dikenali agar masyarakat tidak salah kaprah dan bisa lebih kritis dalam menyikapi situasi di lapangan.

“Oleh karena demonstran tidak sama dengan perusuh maka masyarakat ketika melihat kerumunan harus jeli dan berhati-hati,” kata Trubus.

Cara Menghadapi Perusuh Saat Terjadi Aksi Demonstrasi

Dalam beberapa kasus, masyarakat menunjukkan peran aktif dalam menjaga keamanan lingkungan dari aksi perusuh.

Trubus mengangkat contoh pada rangkaian aksi di beberapa wilayah pekan kemarin, seperti Summarecon Bekasi dan Blitar.

Diketahui, warga langsung bergerak ketika ada indikasi kehadiran kelompok perusuh.

“Yang menarik, di beberapa tempat, seperti Summarecon Bekasi dan Blitar semalam, warga justru menunjukkan peran aktif. Ketika ada indikasi perusuh masuk ke lingkungan mereka, warga bersama aparat langsung menghalau. Hasilnya, massa perusuh kabur,” ungkapnya.

Menurut Trubus, solidaritas warga sangat penting untuk mematahkan logika teror yang diusung kelompok perusuh.

Saat masyarakat bersatu dan hadir di ruang publik, perusuh kehilangan daya tekan.

Kehadiran masyarakat juga memberi sinyal kuat bahwa ruang publik adalah milik bersama dan bukan tempat bebas bagi kelompok anarkis.