Beasiswa Sleman Pintar Tingkatkan IPM: Pemkab Siapkan Kuota Lebih Besar di 2026, Berapa Jumlahnya?
HAIJOGJA.COM – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman menyalurkan beasiswa Sleman Pintar kepada 796 anak dari keluarga miskin sepanjang tahun 2025.
Program ini menjadi bagian dari upaya jangka panjang Pemkab untuk meningkatkan rata-rata lama pendidikan di Sleman, yang merupakan salah satu faktor penting dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Karena dinilai berdampak positif, anggaran dan kuota penerima beasiswa akan ditingkatkan pada 2026.
Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinsos Sleman, Sarastomo Ari Saptoto, menjelaskan bahwa anggaran beasiswa tahun ini mencapai Rp8,7 miliar.
Dana tersebut tidak hanya diberikan kepada mahasiswa baru, tetapi juga bagi penerima beasiswa yang masih aktif kuliah.
Beasiswa Sleman Pintar Tingkatkan IPM
Saat ini, Pemkab Sleman telah bekerja sama dengan lima perguruan tinggi, yakni Universitas Amikom Yogyakarta, Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, Universitas Teknologi Yogyakarta, Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan), dan Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD).
Ari menambahkan, pada 2026 Pemkab berencana memperluas kerja sama ke lebih banyak kampus, meski detail rencananya masih dibahas bersama pihak terkait.
“Perguruan tinggi di Sleman kan jumlahnya ada 47 kampus. Kami rencana bisa bekerja sama dengan 40 kampus yang ada. Tahun depan rencana anggaran dan kuota penerima naik. Bupati telah meminta untuk kami membuka akses kerja sama seluas-luasnya juga,” kata Ari ditemui di Rumah Dinas Bupati Sleman, Senin (20/10/2025), dikutip dari Harian Jogja.
Sejak diluncurkan, program Sleman Pintar sudah meluluskan 92 mahasiswa, di mana 14 orang telah diwisuda pada Agustus 2025 dan 78 lainnya akan diwisuda pada November 2025.
Sesuai tujuannya untuk memutus rantai kemiskinan, beasiswa ini difokuskan pada kampus dengan program studi yang punya magang dan koneksi industri, termasuk dengan perusahaan di Cikarang dan Karawang.
Dengan begitu, lulusan bisa langsung bekerja dan membantu meningkatkan ekonomi keluarga.
Sementara itu, Perencana Ahli Muda Bappeda Sleman, Sigit Novianto Suhardi, menuturkan bahwa IPM ditentukan oleh tiga faktor utama kesehatan, pendidikan, dan pendapatan riil masyarakat.
Menurutnya, program yang dijalankan Pemkab Sleman sejauh ini telah membawa dampak positif, terutama di bidang pendidikan dan kesehatan, disertai berbagai program ekonomi seperti pelatihan kerja, dukungan usaha baru, dan subsidi bagi petani serta peternak.
“Dari sisi pendidikan yang fokusnya adalah meningkatkan harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah, Sleman juga menyediakan beasiswa berjenjang, memeratakan tenaga pendidik, melakukan rehabilitasi berkala dari fasilitas pendidikan, dan menjalin kerja sama dengan pendidikan vokasi,” kata Sigit, Rabu (22/10).
Dari sisi kesehatan, Pemkab Sleman terus memperluas cakupan BPJS Kesehatan bagi masyarakat miskin yang kini hampir 100%, serta meningkatkan layanan kesehatan, menambah tenaga medis, dan memperbaiki infrastruktur menuju fasilitas kesehatan.