HAIJOGJA.COM — Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, meluncurkan program beasiswa Sleman Pintar Plus-Plus.

Hal ini sebagai bentuk komitmen dalam memutus mata rantai kemiskinan.

Program ini mengusung visi besar: “satu keluarga miskin, satu sarjana”, dengan fokus utama pada pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas melalui akses pendidikan tinggi.

Bupati Sleman Harda Kiswaya menegaskan bahwa program ini merupakan bagian dari agenda jangka panjang untuk mempersiapkan generasi masa depan yang beriman, berakhlak mulia, dan memiliki pendidikan yang memadai.

“Sleman Pintar adalah sebuah agenda bagaimana Sleman menyiapkan generasi ke depan, sumber daya manusia yang terdidik, terpelajar, dan beriman, serta berakhlak mulia,” ujar Harda di Sleman, Selasa, 26 Agustus 2025

Ia menjelaskan, Pemkab Sleman tengah membenahi kurikulum pendidikan yang menjadi kewenangan daerah hingga tingkat SMP.

Untuk mendukung hal ini, dibentuk Dewan Pendidikan dengan dukungan para akademisi dan praktisi, termasuk Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) serta Dekan Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM).

“Hal ini sebagai bukti bahwa kami benar-benar serius dalam membenahi kurikulum dan menyiapkan SDM di Sleman,” tambah Harda.

Melalui program Sleman Pintar Plus-plus, pemerintah memberikan kesempatan bagi keluarga kurang mampu untuk mengakses pendidikan tinggi hingga jenjang sarjana.

Pemkab bekerja sama dengan berbagai perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, yang berada di wilayah Sleman.

“Pada prinsipnya, Sleman menyediakan dana pendidikan hingga sarjana bagi keluarga kurang mampu,” jelasnya.

Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial Sleman Sarastomo Ari Saptoto menambahkan, program ini juga sejalan dengan inisiatif Pratu Kemis Sarjana, sebuah langkah konkret dalam memutus rantai kemiskinan antargenerasi.

“Keluarganya miskin, tapi jangan sampai anaknya ikut miskin. Makanya diputus rantai kemiskinan, salah satunya memberikan pendidikan yang lebih dari keluarga miskin dengan membiayai biaya kuliahnya agar mereka bisa mendapat gelar diploma atau sarjana,” ujarnya.

Untuk memperluas jangkauan program, Pemkab Sleman telah mengundang 70 perguruan tinggi di wilayah DIY untuk mengikuti sosialisasi Sleman Pintar dan menjalin kerja sama.

Hingga pertengahan Agustus, nota kesepahaman (MoU) telah ditandatangani antara Pemkab Sleman dan sejumlah perguruan tinggi terkait implementasi program tersebut.

“Anggaran Sleman Pintar ini pada 2026 sebesar Rp20 miliar. Sehingga perguruan tinggi yang digandeng untuk melaksanakan program Sleman Pintar juga lebih banyak lagi, begitu juga jumlah anak dari warga miskin yang dibiayai kuliah semakin banyak,” katanya.

Saat ini, kerja sama baru dijalin dengan empat perguruan tinggi, namun setelah sosialisasi berjalan, tercatat sudah ada 19 perguruan tinggi yang siap ikut serta.

Dengan peningkatan anggaran dan dukungan perguruan tinggi yang lebih luas, program Sleman Pintar Plus-Plus diharapkan menjadi solusi jangka panjang dalam menciptakan generasi sarjana dari keluarga miskin di Sleman.