HAIJOGJA.COM – Selokan Mataram akan mengalami pengeringan total selama sebulan, mulai dari tanggal 1 hingga 31 Oktober 2023.

Hal ini dilakukan untuk kepentingan pembangunan dan pemeliharaan saluran irigasi yang mengairi lahan pertanian dan perikanan di sejumlah wilayah di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Salah satu tujuan pengeringan adalah untuk membangun bangunan ukur di depan pintu air baru yang terletak di Desa Bligo, Kabupaten Magelang.

Bangunan ukur ini berfungsi untuk mengatur alokasi air antara Selokan Mataram dan Selokan Van Der Wicjk, yang merupakan dua saluran induk yang bermuara dari Bendung Karangtalun.

Bangunan ukur ini dibuat dari beton yang membutuhkan waktu pengeringan minimal 28 hari.

Selain itu, pengeringan juga dimanfaatkan untuk melakukan pengerukan sedimentasi atau pengendapan yang disebabkan oleh pembangunan tiang jalan tol di sepanjang jalan inspeksi.

Pengeringan Selokan Mataram dan Selokan Van Der Wicjk ini telah disepakati oleh para pengguna air, termasuk petani dan pembudidaya ikan.

Mereka diminta untuk bersiap menghadapi dampak yang mungkin timbul akibat pengeringan, seperti kekurangan air, gagal panen, atau matinya ikan.

Pengeringan ini juga merupakan bagian dari pekerjaan rehabilitasi yang telah dilakukan sejak tahun lalu oleh Balai Besar Wilayah Sungai Serayu – Opak (BBWSSO), sebagai instansi yang bertanggung jawab atas pengelolaan Selokan Mataram dan Selokan Van Der Wicjk.

Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa mengatakan bahwa pengeringan ini sudah direncanakan sejak lama dan tidak bisa ditunda lagi.

Ia berharap masyarakat dapat memahami alasan di balik pengeringan ini dan beradaptasi dengan kondisi yang ada.

“Kami berharap masyarakat dapat bersabar dan bekerja sama dengan pihak-pihak terkait dalam mengatasi dampak dari pengeringan ini.

Kami juga berterima kasih kepada BBWSSO yang telah melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas air di Selokan Mataram dan Selokan Van Der Wicjk,” ujarnya.