Mubeng Beteng 1 Suro, Bukan Hajat Keraton Melainkan Inisiatif Rakyat
HAIJOGJA.COM – Kanjeng Mas Tumenggung (KMT) Projo Suwasono, abdi dalem sekaligus Penghageng Kawedanan Kridhamardawa Keraton Yogyakarta, menegaskan bahwa tradisi Mubeng Beteng 1 Suro bukanlah agenda resmi Keraton Yogyakarta.
Ia menyampaikan bahwa kegiatan ini murni merupakan hajad atau inisiatif dari kawula dalem, yaitu masyarakat atau para abdi dalem, bukan dari pihak Kasultanan secara langsung.
Pernyataan ini disampaikan untuk meluruskan anggapan publik yang selama ini mengira Mubeng Beteng adalah prosesi resmi dari Keraton.
Dilansir dari Kumparan, menurut Projo, hal itu pula yang menjelaskan mengapa Sultan Hamengku Buwono X tidak terlihat hadir dalam prosesi tersebut, termasuk pada pelaksanaan terakhir Jumat dini hari (27/6).
Meski demikian, salah satu menantu Sultan, Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Yudanegara, turut serta memimpin rombongan bersama KRT Candra Prawirayudha.
Projo juga menyebut pernah mendengar cerita bahwa Sultan HB X kemungkinan pernah mengikuti prosesi ini secara diam-diam, sebagaimana dituturkan oleh seseorang yang pernah menjadi sopir pribadi Sultan.
Terkait makna Mubeng Beteng, Projo menjelaskan bahwa inti kegiatan bukan sekadar berjalan dalam diam atau topo bisu, melainkan sebagai momentum memperbanyak doa.
Peserta diajak merenung dan memanjatkan doa untuk diri sendiri, orang lain, negara, dan Keraton. Prosesi ini mencerminkan rasa syukur atas tahun yang telah berlalu dan permohonan keselamatan serta berkah untuk tahun yang akan datang.
Untuk tahun ini, Mubeng Beteng dijadwalkan dimulai pukul 23.00 WIB dengan titik kumpul di Bangsal Ponconiti, kawasan Kamandungan Lor (Keben), Keraton Yogyakarta.