HAIJOGJA.COM – Dengan produk inovatif yang ia ciptakan, Juli Arna Tri Sundari (17), siswa SMA Negeri 2 Wates, Kulon Progo , berhasil menjadi perwakilan DIY di ajang nasional yang akan digelar pada September ini.

Produk inovatif tersebut adalah Si Mole (Smart Turning Signals on Motorcycle).

Si Mole akan dikompetisikan di Lomba Pelajar Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas yang diselenggarakan oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI.

Menurut Juli, sapaan akrabnya, Si Mole adalah sensor otomatis untuk lampu sein di sepeda motor.

Alat ini akan aktif ketika pengendara ingin berbelok.

“Setelah sepeda motor berbelok sesuai dengan arah lampu sein yang dinyalakan, lampu sein akan mati secara otomatis,” ujarnya saat ditemui pada Rabu (06/09/2023).

Juli yang lahir pada 20 Juli 2006 ini mengaku mendapat inspirasi untuk membuat alat ini dari data kecelakaan (laka) yang ia lihat.

Salah satu penyebabnya adalah pengendara motor yang lupa atau telat mematikan lampu sein.

Maka dari itu, ia berusaha membuat alat Si Mole. Proses pembuatan memakan waktu sebulan, di mana ia juga harus mengejar deadline untuk mendaftar lomba.

“Namun akhirnya alat Si Mole ini bisa diselesaikan dan diikutsertakan dalam lomba,” kata Juli yang orang tuanya berprofesi sebagai petani .

Alat Si Mole mudah dipasang dan digunakan. Cukup menghubungkannya dengan kabel lampu sein dan alat ini siap berfungsi.

Selain itu, harganya juga terjangkau, hanya Rp 40 ribu per unit. Karena kemudahan dan harga yang murah, Si Mole karya Juli menarik perhatian tim juri.

Juli yang duduk di Kelas 11 Jurusan IPA ini berharap Si Mole bisa segera bermanfaat bagi para pengendara motor.

Ia juga sudah membuat video tutorial tentang cara memasang dan menggunakan alat ini.

“Saya juga berharap inovasi ini bisa menang dalam lomba,” ucap Juli yang berasal dari Kapanewon Panjatan .

Juli tidak sendiri dalam meraih prestasi ini. Ia dibimbing oleh gurunya, Fika Ristanti.

Fika adalah orang yang mendampingi Juli sejak awal, mulai dari pendaftaran, pengiriman proposal, hingga presentasi Si Mole.

Fika mengatakan, Juli sebelumnya mengikuti seleksi tingkat kabupaten.

Ternyata, ia mampu lolos ke tingkat DIY dan akhirnya menjadi wakil daerah di tingkat nasional.

Fika berharap apa yang dilakukan Juli bisa menjadi inspirasi bagi pelajar lainnya.

Terutama untuk berani menciptakan inovasi-inovasi yang berguna.

“Juga harus peka terhadap kondisi sekitar agar bisa menghasilkan inovasi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” kata Fika.