HAIJOGJA.COM – Beberapa bulan belakangan ini zakat di Kota Yogyakarta terus meningkat.

Hingga Agustus 2025, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Yogyakarta sudah berhasil mengumpulkan dana zakat sebesar Rp6 miliar, atau sekitar 60 persen dari target tahunan Rp11,7 miliar.

Wakil Ketua II BAZNAS Kota Yogyakarta, Abdu Samik, menyebut pencapaian ini menjadi bukti bahwa kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pengelola zakat semakin kuat.

“Alhamdulillah, capaian zakat tahun ini menggembirakan. Hingga bulan Agustus sudah lebih dari 60 persen dari target. Kami optimis Rp11,7 miliar bisa tercapai, bahkan terlampaui seperti tahun-tahun sebelumnya,” ungkapnya, Jumat (5/9/2025), dikutip dari Times Indonesia.

Ia juga menambahkan, keberhasilan ini tentunya tidak lepas dari keterbukaan pengelolaan dan pemanfaatan teknologi digital.

Sistem digital saat ini membuat proses penghimpunan hingga penyaluran zakat lebih mudah, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan.

“Dengan dukungan masyarakat dan sinergi bersama Pemerintah Kota Yogyakarta, penghimpunan zakat tumbuh positif. Ke depan, zakat akan terus kami dorong untuk mendukung program pengentasan kemiskinan,” tegas Abdu.

Prioritas BAZNAS Kota Yogyakarta untuk Warga Lokal

Walaupun ada sebagian muzakki dari luar daerah yang menyalurkan zakat melalui BAZNAS Kota Yogyakarta, lembaga ini tetap berpegang pada prinsip utama yaitu memprioritaskan warga setempat.

Kepala Pelaksana BAZNAS Kota Yogyakarta, Misbachrudin, menegaskan bahwa kebijakan tersebut sudah sesuai aturan.

“Kalau lembaga zakat lain bisa menyalurkan ke luar kota, kami berbeda. Prinsip BAZNAS Kota Yogyakarta adalah mendahulukan masyarakat di sini. Karena di setiap daerah sudah ada BAZNAS masing-masing dengan kewenangannya,” jelasnya.

Ia juga mengakui ada beberapa muzakki yang berharap zakatnya bisa disalurkan keluar wilayah.

Tetapi, regulasi mewajibkan pendistribusian dilakukan secara disiplin agar lebih tepat sasaran.

BAZNAS Kota Yogyakarta membagi penyaluran zakat dalam dua kategori besar:

  • Konsumtif, yaitu bantuan darurat seperti sembako dan kebutuhan pokok.
  • Produktif, yang fokus pada pemberdayaan ekonomi, pendidikan, hingga perlindungan sosial.

Sejumlah program produktif yang kini berjalan antara lain:

  • Beasiswa untuk siswa SD hingga SMP, termasuk penghafal Al-Qur’an, kader remaja masjid, dan anak-anak dari keluarga kurang mampu.
  • Bantuan untuk guru honorer di sekolah swasta dan non-ASN melalui Program Profesi Guru (PPG).
  • Pembayaran iuran BPJS Ketenagakerjaan untuk pekerja sosial keagamaan.

“Belum lama ini, kami membayar 500 premi BPJS untuk marbot masjid. Sekarang jumlahnya kami tambah menjadi 800 peserta, termasuk ustaz, karyawan pondok pesantren, hingga aktivis dakwah yang kurang mampu,” ungkap Misbachrudin.

Dengan capaian Rp6 miliar hingga pertengahan tahun, BAZNAS Kota Yogyakarta optimistis dapat melampaui target Rp11,7 miliar pada akhir 2025.

Tentunya pencapaian ini mencerminkan semangat gotong royong masyarakat yang semakin tumbuh dengan seiring berkembangnya layanan zakat berbasis digital.

“InsyaAllah, dengan kerja sama semua pihak, target bisa tercapai. Bahkan kami berharap bisa lebih tinggi dari Rp11,7 miliar untuk memberi manfaat lebih luas bagi warga Kota Yogyakarta,” tambah Wakil Ketua II BAZNAS, Abdu Samik.