HAIJOGJA.COM — Lulusan SMK saat ini mendominasi pengangguran di Kota Jogja.

Diungkapkan oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kota Yogyakarta beberapa waktu lalu, saat ini terdapat 2.323 orang pengangguran di Kota Jogja.

Dari angka tersebut, 765 di antaranya adalah lulusan SMK.

Disusul dengan pengangguran lulusan SMA sebanyak624 orang, lulusan S-1 sebanyak 141 orang, D-3 sebanyak 66 orang, dan S-2 sebanyak 2 orang.

Atas temuan ini, Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta (Disdikpora DIY) menegaskan terus berupaya menekan angka pengangguran, khususnya dari lulusan SMK.

Hal ini dilakukan dengan mendorong kerja sama dengan dunia industri dari berbagai sektor.

Wiwik Indriyani, Kabid Pembinaan SMK Disdikpora DIY, menjelaskan bahwa saat ini peluang kerja tidak terbatas pada perusahaan konvensional.

“Kita kadang masih beranggapan kalau anak di rumah berarti tidak bekerja,” ujarnya, Jumat, 22 Agustus 2025.

Menurutnya, banyak pekerjaan yang bisa dilakukan secara remote atau dari rumah.

Selain itu, anak-anak yang terjun ke dunia wirausaha juga sering dianggap penganggur meskipun mereka sedang mengembangkan usaha.

“Padahal bukan berarti itu tidak bekerja,” tambahnya.

Namun, Wiwik juga mengakui adanya lulusan SMK yang masih menganggur, yang menjadi perhatian serius bagi dunia pendidikan.

Untuk itu, Disdikpora DIY tengah menggarap program Kelas Industri yang berfungsi sebagai jembatan antara dunia pendidikan dan industri.

Kelas Industri Permudah Pelajar SMK Dapat Pekerjaan

Program Kelas Industru bertujuan agar lulusan SMK tidak hanya memiliki keterampilan teknis, tetapi juga siap dengan budaya kerja yang sesuai.

Kelas Industri memungkinkan siswa mendapatkan pelatihan industri dua hingga tiga bulan sebelum lulus, sehingga mereka sudah siap bekerja saat tamat sekolah.

“Training dua-tiga bulan sebelum kerja ditarik di tingkat sekolah,” kata Wiwik.

Program ini telah dilaksanakan di berbagai SMK di DIY, meskipun belum semua sekolah terlibat.

Salah satu tantangan yang dihadapi adalah pengembangan Kelas Industri di bidang ekonomi kreatif.

Disdikpora DIY pun bekerja sama dengan Dinas Pariwisata untuk mengembangkan sektor ekonomi kreatif di wilayah tersebut.

“Kami dengan Dinas Pariwisata sedang membahas bagaimana ekonomi kreatif di DIY punya tempat, paling tidak agar talenta-talenta di bidang ekonomi kreatif perlu digarap,” ujarnya.

Kelas Industri Telah Berjalan di SMKN 2 Jogja

Sementara itu, Kepala SMKN 2 Jogja Agus Waluyo menyebut fenomena pengangguran di kalangan lulusan SMK bukan hanya terjadi di Jogja, tetapi juga di tingkat nasional.

Ia mengungkapkan bahwa lulusan SMK sebenarnya sudah memiliki kompetensi yang cukup, namun tidak selalu bekerja sesuai bidangnya.

“Kalau lulusan SMK bisa menerapkan kompetensinya, pekerjaan sudah bisa mereka terapkan. Jadi kalau masih banyak pengangguran bisa jadi kondisinya mereka bekerja tidak sesuai atau mungkin ada faktor lain,” ujarnya.

SMKN 2 Jogja sendiri telah melaksanakan program Kelas Industri dengan menggandeng berbagai perusahaan besar, seperti Sharp, Hino, Denso, dan Mitsubishi, untuk membantu penyerapan tenaga kerja.

“Ada sembilan kelas Industri yang sudah kita kerjasamakan,” kata Agus.