HAIJOGJA.COM – Sleman merupakan wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta yang menyimpan kekayaan sejarah luar biasa dan sangat cocok untuk dijadikan destinasi edukatif bagi pelajar maupun mahasiswa.

Wilayah ini menawarkan situs-situs bersejarah yang menyimpan jejak kejayaan masa lalu, mulai dari peninggalan kerajaan Hindu-Buddha hingga masa kolonial.

Suasana di lokasi-lokasi ini tidak hanya memukau secara visual, tetapi juga menyuguhkan nilai-nilai historis yang bisa memperkaya wawasan kebangsaan dan menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya sendiri.

Pengunjung dapat mempelajari struktur bangunan kuno, arsitektur masa lampau, serta cerita-cerita yang berkaitan dengan perkembangan peradaban Nusantara.

Selain menawarkan pembelajaran sejarah secara langsung, destinasi ini juga dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti pusat informasi, pemandu wisata, serta ruang edukasi yang cocok untuk kegiatan studi lapangan atau penelitian.

Interaksi langsung dengan peninggalan sejarah memberi pengalaman belajar yang lebih menyenangkan dan kontekstual, berbeda dari sekadar membaca buku.

Kegiatan kunjungan ini bisa mendorong diskusi kritis, pengamatan arkeologis, serta pemahaman lintas disiplin, menjadikannya sangat ideal bagi pelajar dan mahasiswa yang ingin mengaitkan teori dengan realitas sejarah di lapangan.

8 Rekomendasi Wisata Sejarah di Sleman yang Populer dan Cocok untuk Pelajar atau Mahasiswa

Berikut 8 destinasi wisata sejarah di Sleman yang populer dan sangat cocok untuk pelajar atau mahasiswa:

1. Monumen Jogja Kembali (Monjali)

Monumen Jogja Kembali (Monjali)
Monumen Jogja Kembali (Monjali) (source: Google)

Monumen Jogja Kembali, atau sering disingkat Monjali, adalah sebuah museum-piramis yang dirancang untuk memperingati peristiwa kembalinya Yogyakarta sebagai ibu kota Republik Indonesia dari penjajahan Belanda pada 29 Juni 1949.

Gagasan pendirian monumen ini muncul pada peringatan tahun 1983, diinisiasi oleh Kolonel Soegiarto dan didukung secara simbolis oleh Sultan HB IX dan Paku Alam VIII melalui prosesi tradisional, termasuk penanaman kepala kerbau serta peletakan batu pertama pada 29 Juni 1985.

Setelah empat tahun pembangunan, Presiden Soeharto meresmikannya pada 6 Juli 1989.

Monjali berdiri di atas lahan seluas hampir 5,6 hektar dan menjulang setinggi sekitar 31,8 meter, dirancang mengikuti sumbu imajiner yang menghubungkan Gunung Merapi, Tugu Jogja, Keraton, hingga Pantai Parangtritis, melambangkan kesuburan dan keseimbangan kosmis ala Jawa.

  • Lokasi: Jl. Ring Road Utara, Jongkang, Ngaglik, Sleman
  • Jam buka: Selasa–Minggu pukul 08.00–16.00; Senin tutup
  • Biaya masuk: Dewasa Rp10.000, anak-anak Rp5.000

2. Museum Ullen Sentalu

Museum Ullen Sentalu
Museum Ullen Sentalu (source: Google)

Museum Ullen Sentalu adalah museum swasta yang didirikan keluarga Haryono melalui Ulating Blencong Foundation, yang resmi dibuka tanggal 1 Maret 1997.

Nama “Ullen Sentalu” berasal dari ungkapan Jawa Ulating Blencong Sejatining Tataraning Lumaku, bermakna “cahaya lampu blencong sebagai penerang jalan kehidupan”.

Lokasinya berada di kaki Gunung Merapi, tepatnya di Jl. Boyong KM 25, Kaliurang Barat, Sleman – lingkungan dataran tinggi yang sejuk dan asri.

Museum menyajikan koleksi budaya dan artefak dari empat kerajaan besar di Jawa (Yogyakarta, Pakualaman, Surakarta, Mangkunegaran) meliputi batik, lukisan, gamelan, manuskrip, serta patung dan syair istana.

Bangunannya dirancang menyatu dengan alam dan ekologi setempat, menggabungkan arsitektur Jawa, kolonial Belanda, dan bahan lokal seperti batu Merapi.

Pengunjung hanya bisa masuk melalui tur berpemandu berdurasi sekitar 45 menit yang sudah termasuk dalam tiket, dirancang sebagai “edutainment”: mengedukasi sekaligus menghibur.

  • Lokasi: Jl. Boyong (Kaliurang), Hargobinangun, Pakem, Sleman
  • Jam buka: Selasa–Minggu pukul 08.30–16.00; Senin tutup
  • Biaya masuk: Rp40.000 untuk wisatawan domestik (hingga Rp100.000 untuk tur internasional)

3. Museum Gunung Merapi

Museum Gunung Merapi
Museum Gunung Merapi (source: Google)

Museum Gunung Merapi, atau MGM, adalah destinasi edukatif yang berdiri megah di lereng selatan Gunung Merapi, tepatnya di Jl. Kaliurang Km 22, Hargobinangun, Pakem, Sleman, DI Yogyakarta.

Dirancang dengan arsitektur trapesium modern yang menyerupai kerucut gunung, bangunan museum dibangun di area seluas 3,5 hektar dengan luas bangunan sekitar 4.470 m².

Resmi dibuka untuk umum pada 1 Oktober 2009 (soft opening Januari 2010), hasil kolaborasi antara Kementerian ESDM, Pemprov DIY, dan Pemkab Sleman.

  • Lokasi: Jl. Kaliurang Km., Banteng, Hargobinangun, Pakem, Sleman
  • Jam buka: Selasa–Minggu pukul 08.00–16.00; Senin tutup
  • Biaya masuk: Rp5.000 per orang

4. Candi Ratu Boko

Candi Ratu Boko
Candi Ratu Boko (source: Google)

Candi Ratu Boko, atau lebih tepatnya Situs Ratu Boko, adalah kompleks purbakala yang dulunya berfungsi sebagai keraton (istana) bukannya hanya tempat ibadah candi.

Situs ini berada di puncak bukit setinggi sekitar 196 m di dua desa yitu Dawung dan Sambirejo, Bokoharjo, Sleman dengan luas tanah mencapai 16–25 hektar.

Diperkirakan dibangun pada abad ke‑8 oleh Wangsa Sailendra sebagai vihara Buddha, kemudian diambil alih oleh kerajaan Hindu Mataram sehingga memunculkan arsitektur sincretic antara Hindu dan Buddha (misalnya lingga‑yoni, arca-rupa, hingga prasasti Avalokitesvara).

Situs ini juga berfungsi sebagai benteng pertahanan pada masa konflik internal kerajaan

  • Lokasi: Jl. Raya Prambanan–Piyungan KM 2, Bokoharjo, Prambanan, Sleman
  • Jam buka: Setiap hari pukul 06.00–17.00
  • Biaya masuk: Sekitar Rp40.000 (harga bisa berubah)

5. Candi Ijo

Candi Ijo
Candi Ijo (source: Google)

Candi Ijo adalah kompleks candi Hindu yang terletak di punggungan Bukit Ijo (Gumuk Ijo), Desa Sambirejo, Prambanan, Sleman.

Dibangun pada abad ke‑9 hingga awal abad ke‑10 oleh Kerajaan Mataram Kuno di bawah pemerintahan Rakai Pikatan dan Kayuwangi .

Kompleks ini terdiri dari 17 struktur yang tersebar di 11 teras berundak, dengan candi utama dan tiga perwara berada di teras paling atas—teras paling sacral.

Candi ini menghadirkan detail ukiran kala‑makara, arca Lingga‑Yoni, serta relung berisi arca Agastya, Ganesha, dan Durga, menggambarkan karakteristik arsitektur Siwaistis dan asimilasi seni Hindu‑Buddha.

  • Lokasi: Desa Sambirejo, Prambanan, Sleman
  • Jam buka: Pukul 09.00–15.00
  • Biaya masuk: Domestik Rp7.000; turis Rp15.000

6. Candi Kalasan

Candi Kalasan
Candi Kalasan (source: Google)

Candi Kalasan juga dikenal sebagai Candi Kalibening atau Candi Tara adalah candi Buddha tertua di Yogyakarta, diperkirakan dibangun sekitar tahun 778 M oleh Raja Rakai Panangkaran dari Dinasti Syailendra sebagai vihara serta penghormatan untuk Dewi Tara.

Berdiri megah di Dusun Kalibening, Desa Tirtomartani, Kalasan, Sleman (±13 km timur Yogyakarta di jalur Solo–Jogja), candi ini menjadi simbol toleransi agama pada masanya karena pengaruh budaya Hindu‑Buddha yang saling melengkapi.

Strukturnya berbentuk bujur sangkar (±45×45 m) dan tinggi sekitar 34 m, dengan atap tiga tingkat dihiasi stupa utama berukuran besar dikelilingi 52 stupa kecil.

Setiap sisi candi memiliki pintu masuk dengan ornamen Kala‑Makara, dan relief Buddha serta Bodhisattva menghiasi dinding‑dindingnya.

  • Lokasi: Kalibening, Tirtomartani, Kalasan, Sleman
  • Jam buka: Umumnya mengikuti jadwal wisata candi lokal (sekitar pukul 08.00–17.00)
  • Biaya masuk: Rp5.000 per orang

7. Museum Affandi

Museum Affandi
Museum Affandi (source: Google)

Museum Affandi adalah tempat tinggal sekaligus studio dan galeri pelukis legendaris Indonesia, Affandi Koesoema. Dirancang sendiri oleh sang maestro, bangunan utama selesai di tahun 1962 dan diresmikan pada 15 Desember 1973.

Atapnya unik menyerupai pelepah daun pisang, berdiri di tepi Sungai Gajah Wong di Jl. Laksda Adisucipto No. 167, Sleman, Yogya.

Kompleks ini terdiri dari rumah pribadi Affandi, empat galeri pameran, ruang restorasi, studio melukis, basement penyimpanan, serta kafe bawah tanah dan musala-gerobak—semua menampilkan sisi pribadi dan kreatif sang pelukis.

Total terdapat sekitar 300–1.000 lukisan Affandi serta karya seniman lain seperti Basuki Abdullah dan Popo Iskandar.

  • Lokasi: Jl. Laksda Adisucipto No. 167, Papringan, Depok, Sleman
  • Jam buka: Selasa–Sabtu pukul 09.00–16.00; Minggu dan Senin tutup
  • Biaya masuk: Rp25.000 per orang

8. Candi Sambisari

Candi Sambisari
Candi Sambisari (source: Google)

Candi Sambisari adalah candi Hindu Siwa abad ke-9 yang unik karena berada sekitar 6–6,5 meter di bawah permukaan tanah disebabkan tertimbun material vulkanik dari Gunung Merapi sekitar tahun 1006 M.

Penemuan candi ini bermula pada 1966 oleh seorang petani lokal, ketika cangkulnya mengenai batu berukir kemudian dilakukan ekskavasi hingga tahun 1986 dan rekonstruksi selesai pada 1987.

Kompleksnya terdiri dari satu candi utama menghadap barat dan tiga candi pendamping, dikelilingi tembok, dengan sejumlah lingga-yoni serta arca dewa-dewi seperti Durga, Ganesha, dan Agastya di relungnya.

  • Lokasi: Jl. Candi Sambisari, Kalasan, Sleman
  • Jam buka: Umumnya pagi–sore (sekitar 08.00–16.00)
  • Biaya masuk: Rp3.000 per orang

8 tempat ini menawarkan pengalaman belajar langsung dari artefak, diorama, struktur bangunan kuno, hingga interpretasi visual masa lampau, ideal untuk mendukung studi sejarah atau tugas lapangan.

Selamat menjelajah dan menggali sejarah Sleman!