7 Wisata Museum Murah di Jogja, Cocok untuk Mengisi Liburan Sekolah Menjadi Bermanfaat!
HAIJOGJA.COM – Mengisi liburan sekolah dengan berkunjung ke wisata museum di Jogja bisa menjadi pilihan tepat untuk menambah wawasan sambil tetap menikmati suasana liburan.
Museum-museum di kota ini tidak hanya menyimpan benda-benda bersejarah, tetapi juga menyuguhkan berbagai informasi edukatif seputar budaya, perjuangan bangsa, hingga perkembangan seni dan ilmu pengetahuan.
Suasana yang tenang dan desain interior yang tematik membuat pengalaman belajar terasa lebih menyenangkan dan tak membosankan bagi anak-anak maupun remaja.
Selain itu, banyak museum di Jogja yang telah dilengkapi dengan fasilitas interaktif seperti layar sentuh, diorama, hingga ruang simulasi yang membuat pengunjung bisa belajar dengan cara yang lebih menarik.
Beberapa di antaranya juga sering mengadakan program edukasi, workshop, atau pertunjukan budaya yang cocok untuk menambah pengetahuan sekaligus membangun rasa cinta terhadap sejarah dan kebudayaan Indonesia.
Liburan di museum bisa menjadi pengalaman berkesan yang tak hanya menghibur, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi pelajar.
7 Rekomendasi Wisata Museum Murah di Jogja, Cocok untuk Mengisi Liburan Sekolah Menjadi Bermanfaat!
Berikut 7 wisata museum di Jogja yang edukatif, cocok untuk liburan sekolah, lengkap dengan jam buka, harga tiket, dan lokasinya:
1. Museum Sonobudoyo

Museum Sonobudoyo adalah salah satu museum budaya terlengkap di Yogyakarta yang menyimpan berbagai koleksi sejarah dan kebudayaan Jawa, Bali, Madura, dan Lombok.
Museum ini terkenal dengan arsitektur bangunannya yang bergaya tradisional Jawa dan suasana yang khas, mencerminkan nuansa budaya Nusantara.
Koleksi di dalamnya mencakup berbagai benda seperti wayang, keris, batik, peralatan upacara adat, arca kuno, hingga manuskrip lontar.
Museum ini juga menyelenggarakan pertunjukan wayang kulit setiap malam (kecuali hari libur), yang menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.
Selain edukatif, Museum Sonobudoyo sangat cocok untuk pelajar karena bisa menjadi sarana mengenal lebih dalam kekayaan budaya Indonesia melalui pameran yang dikemas secara menarik dan informatif.
- Jam buka: Selasa–Kamis & Sabtu–Minggu pukul 08.00–16.00, Jumat 08.00–14.30, tutup Senin
- Harga tiket: Dewasa Rp 3.000; anak-anak Rp 2.500; wisatawan asing Rp 10.000; pagelaran wayang Rp 20.000
- Lokasi: Jl. Pangurakan No.6, Ngupasan, Yogyakarta
2. Museum Ullen Sentalu

Museum Ullen Sentalu adalah museum swasta yang menonjolkan keindahan dan kedalaman budaya Jawa, khususnya warisan Kesultanan Mataram, Solo, Yogyakarta, Paku Alaman, dan Mangkunegaran.
Didirikan pada tahun 1994–1997 oleh Yayasan Ulating Blencong dan keluarga Haryono, namanya sendiri berakar dari filosofi Jawa: “Ulating Blencong Sejatining Tataraning Lumaku”—terang sebagai penuntun dalam kehidupan.
Bangunan museum dirancang dengan sensitif terhadap lingkungan pegunungan Kaliurang, memadukan gaya arsitektur Jawa kuno, Gothic-Eropa, serta sentuhan Indies, sehingga harmonis dengan alam sekitar.
Pengunjung mengikuti tur berpemandu (edukatif dan interaktif), tur reguler seperti Adiluhung Mataram, Skriptorium, dan Vorstenlanden yang menjelaskan sejarah, batik, gamelan, lukisan bangsawan, serta koleksi arca dari Dinasti Mataram secara runtut dan memikat.
Setiap tur berlangsung sekitar 45–60 menit dan termasuk makan jamu herbal (Ratu Mas) serta kunjungan ke restoran bergaya Gothic di area museum yang asri dan sejuk.
- Jam buka: Selasa–Jumat 08.30–16.00; Sabtu–Minggu 08.30–17.00; tutup Senin
- Harga tiket: Dewasa Rp 50.000; anak Rp 25.000; paket tur khusus lebih mahal
- Lokasi: Jln Boyong KM25, Kaliurang Barat, Pakem, Sleman
3. Museum Benteng Vredeburg

Museum Benteng Vredeburg merupakan salah satu destinasi wisata edukatif paling ikonik di Yogyakarta yang terletak tepat di jantung kota, dekat kawasan Malioboro.
Dahulu, benteng ini dibangun oleh Belanda pada abad ke-18 sebagai markas militer dan pertahanan.
Kini, Vredeburg telah diubah menjadi museum yang menyajikan sejarah perjuangan bangsa Indonesia, khususnya di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya, dalam bentuk diorama, artefak, serta dokumentasi sejarah yang informatif.
Museum ini sangat cocok untuk pelajar dan keluarga karena menyajikan cerita perjuangan secara visual melalui diorama tiga dimensi, mulai dari masa penjajahan, pergerakan nasional, hingga masa kemerdekaan.
Selain itu, pengunjung juga bisa melihat koleksi senjata, peta perjuangan, arsip, dan bangunan peninggalan kolonial yang masih terawat.
Area museum cukup luas dan nyaman untuk dijelajahi, bahkan sering digunakan sebagai lokasi kegiatan budaya dan edukasi.
- Jam buka: Selasa–Kamis 08.00–20.00; Jumat–Minggu 07.30/08.00–16.00 (tergantung hari)
- Harga tiket: Dewasa Rp 15.000; anak-anak Rp 10.000; turis asing Rp 30.000 (weekend lebih tinggi)
- Lokasi: Jl. Margo Mulyo No.6, dekat Malioboro, Yogyakarta
4. Monumen Jogja Kembali (Monjali)

Monumen Jogja Kembali (Monjali) adalah monumen sekaligus museum yang dirancang untuk mengenang keberhasilan merebut kembali Kota Yogyakarta dari penjajah Belanda pada 29 Juni 1949.
Bangunannya berbentuk kerucut besar, menyerupai tumpeng, berdiri kokoh di atas lahan seluas hampir 5,6 hektar, dengan ketinggian sekitar 31,8 meter.
Lokasinya strategis di Jl. Ring Road Utara, Jongkang, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, hanya sekitar 5–7 km dari pusat kota Jogja dan mudah dijangkau pakai kendaraan umum atau pribadi.
Destinasi sejarah yang lengkap dan mengesankan untuk liburan sekolah, ideal untuk wisata edukasi sekolah karena menyajikan pengalaman belajar berbasis visual dan audio-naratif.
Momen pergantian intens, mulai dari pameran artefak nyata, diorama hidup, sampai ruang perenungan yang sunyi, membentuk rangkaian perjalanan historis yang mendalam.
- Jam buka: Selasa–Minggu 08.00–16.00; tutup Senin
- Harga tiket: Umum Rp 15.000; rombongan dan kategori lain kadang diskon
- Lokasi: Jl. Ring Road Utara, Ngaglik, Sleman
5. Museum Batik Yogyakarta

Museum Batik Yogyakarta merupakan museum batik pertama dan terlengkap di kota ini, didirikan pada 12 Mei 1977 atas prakarsa keluarga Hadi Nugroho dan Dewi Sukaningsih sebagai bentuk pelestarian batik tradisional dan peralatannya.
Koleksi museum ini meliputi sekitar 1.200 artefak, termasuk 500 lembar batik tulis, 560 batik cap, 124 canting, serta 35 wajan dan perlengkapan membatik lainnya.
Koleksi unggulannya mencakup batik dari tahun 1700-an, serta karya batik Van Zuylen dan Oey Soe Tjoen yang menunjukkan pengaruh Eropa dan Cina.
Museum ini juga memiliki galeri sulaman yang didirikan pada 1980 oleh Dewi Sukaningsih, yang menampilkan sulaman tangan sepanjang 400 × 90 cm dan mendapat rekor MURI pada tahun 2000 sebagai sulaman terpanjang di Indonesia.
Selain memamerkan koleksi, museum menyediakan workshop membatik dimana pengunjung dapat belajar membuat batik dengan canting (sekitar 1 jam) mulai Rp 40.000–55.000/orang, dan peserta dibolehkan membawa hasil karya mereka pulang.
- Jam buka: Setiap hari 09.00–15.00
- Harga tiket: Rp 40.000 per orang
- Lokasi: Jl. Dr. Sutomo 13A, Yogyakarta
6. Museum Gunung Merapi

Museum Gunung Merapi (alias Merapi Jendela Bumi) adalah museum vulkanologi dua lantai di lereng selatan Gunung Merapi, sekitar 5 km dari Kaliurang, Sleman.
Diresmikan pada 1 Oktober 2009 oleh Menteri ESDM, museum berdiri di atas 3,5 ha lahan dengan bangunan seluas 4.470 m² yang dirancang menyerupai bentuk gunung berapi—berbentuk trapesium dengan atap kerucut yang ikonik.
Museum ini sangat cocok untuk pelajar dan keluarga karena membaurkan elemen visual, interaktif, dan audio untuk mengedukasi tentang proses geologi dan mitigasi bencana.
Mengunjungi Museum Gunung Merapi berarti mendapat pelajaran langsung dari alam—mulai sejarah erupsi, Teknologi pengamatan, hingga adaptasi komunitas lokal terhadap ancaman alam.
- Jam buka: Selasa–Jumat 08.00–15.30; Sabtu–Minggu sama, libur Senin
- Harga tiket: Rp 3.000; tambahan Rp 5.000 untuk film pendek
- Lokasi: Dusun Banteng, Harjobinangun, Pakem, Sleman
7. Jogja National Museum (JNM)

Jogja National Museum (JNM) adalah pusat seni kontemporer yang terletak di bangunan bersejarah bekas kampus ASRI/FSRD (1950–1998).
Renovasi dilakukan sejak 2006 oleh Yayasan Yogyakarta Seni Nusantara guna menghidupkan kembali kawasan yang melahirkan banyak seniman besar.
Museum ini menampilkan berbagai karya seni mutakhir seperti lukisan, patung, instalasi, fotografi, kriya, dan ruang eksperimental bagi seniman pemula lewat “Gallery for Citizens”.
Jogja National Museum bukan sekadar galeri, tetapi ruang kreatif aktif dan wadah budaya urban yang menginspirasi.
Cocok untuk pelajar dan masyarakat umum dalam menjelajahi ide seni masa kini, mengikuti lokakarya menarik, serta menikmati ruang berkarya dan nongkrong dengan atmosfer muda dan inovatif.
- Jam buka: Senin–Sabtu 09.00–16.30
- Harga tiket: GRATIS (hanya membayar parkir)
- Lokasi: Jl. Prof. DR. Ki Amri Yahya No.1, Wirobrajan, Yogyakarta
Ke-7 museum ini menawarkan pengalaman liburan sekolah yang edukatif, dari sejarah budaya dan perjuangan bangsa hingga eksplorasi seni kontemporer maupun edukasi alam.
Semuanya memiliki fasilitas lengkap serta akses yang mudah, pas untuk anak-anak dan remaja. Selamat merencanakan kunjungan liburan sekolah!