HAIJOGJA.COM – Di Yogyakarta, terdapat sejumlah makam tokoh Islam yang menjadi tujuan ziarah spiritual dan religius bagi masyarakat dari berbagai daerah.

Makam-makam ini biasanya berada di kompleks yang cukup luas dan tertata, seringkali berada di atas perbukitan atau area yang dianggap sakral oleh warga setempat.

Ziarah ke tempat ini tidak hanya dilakukan untuk mengenang jasa para tokoh yang dimakamkan, tetapi juga sebagai sarana untuk memperdalam keimanan, memohon doa, serta mengenang sejarah perkembangan Islam di wilayah Jawa.

Selain menjadi tempat ibadah dan refleksi spiritual, makam-makam tersebut juga sering dijadikan destinasi wisata religi.

Pengunjung biasanya datang dalam rombongan, terutama pada hari-hari tertentu seperti malam Jumat Kliwon atau dalam rangka haul.

Di sekitar makam, terdapat fasilitas pendukung seperti area parkir, warung makanan, dan tempat penjualan cenderamata religi.

Tradisi ziarah ini menjadi bagian penting dari budaya masyarakat Yogyakarta yang menjunjung tinggi nilai sejarah, spiritualitas, dan penghormatan terhadap para leluhur dan ulama.

7 Makam Islam di Jogja yang Sering Didatangi Orang untuk Berziarah

Berikut 7 makam Islam di Yogyakarta yang sering didatangi orang untuk berziarah, baik oleh masyarakat lokal maupun peziarah dari luar daerah:

1. Makam Sunan Geseng

Makam Sunan Geseng
Makam Sunan Geseng (source: Google Maps)

Makam Sunan Geseng merupakan salah satu destinasi wisata religi yang terletak di Desa Tirto, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Makam ini diyakini sebagai tempat peristirahatan terakhir Sunan Geseng, yang memiliki nama asli Jokro Joyo, seorang murid setia dari Sunan Kalijaga.

Menurut kisah, Sunan Geseng ditugaskan oleh gurunya untuk menyebarkan ajaran Islam di wilayah Grabag hingga akhir hayatnya.

  • Jam Operasional dan Biaya Masuk

Makam Sunan Geseng terbuka untuk umum setiap hari selama 24 jam. Pengunjung tidak dikenakan biaya tiket masuk, namun dianjurkan untuk memberikan infak seikhlasnya sebagai bentuk dukungan terhadap pemeliharaan makam dan fasilitas di sekitarnya .

  • Akses Menuju Makam

Terdapat dua jalur utama untuk mencapai makam ini:

Jalur Tangga: Bagi peziarah yang ingin menempuh perjalanan dengan berjalan kaki, tersedia jalur tangga yang cukup tinggi menuju puncak bukit tempat makam berada.

Jalur Ojek: Bagi yang menginginkan akses lebih mudah, tersedia layanan ojek yang dapat mengantarkan langsung ke lokasi makam .

2. Petilasan Syekh Mojoagung

Petilasan Syekh Mojoagung
Petilasan Syekh Mojoagung (source: Google Maps)

Petilasan Syekh Mojoagung, yang juga dikenal sebagai Makam Mbah Sayyid Sulaiman, terletak di Dusun Rejoslamet, Desa Mancilan, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Tempat ini menjadi salah satu destinasi wisata religi yang ramai dikunjungi oleh peziarah dari berbagai daerah, terutama pada malam-malam ganjil di bulan Ramadan seperti malam ke-21 dan ke-27.

  • Jam Buka dan Biaya Masuk

Makam ini terbuka untuk umum selama 24 jam setiap hari. Pengunjung tidak dikenakan biaya masuk, namun disarankan untuk memberikan infak seikhlasnya sebagai kontribusi untuk pemeliharaan makam dan fasilitas yang tersedia.

  • Fasilitas

Di area makam tersedia berbagai fasilitas untuk kenyamanan peziarah, termasuk musala, toilet, pusat informasi, serta kitab-kitab untuk tahlil dan doa.

3. Makam Raja-raja Mataram di Kotagede

Makam Raja-raja Mataram di Kotagede
Makam Raja-raja Mataram di Kotagede (source: Google Maps)

Makam Raja-Raja Mataram di Kotagede, dikenal juga sebagai Pasarean Hastana Kitha Ageng, merupakan kompleks pemakaman bersejarah yang menjadi tempat peristirahatan para pendiri dan raja awal Kesultanan Mataram Islam.

Kompleks ini terletak di Dusun Sayangan, Kelurahan Jagalan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Lokasinya berada di sebelah barat Masjid Gedhe Mataram Kotagede dan sekitar 50 meter dari Pasar Kotagede .

  • Jam Buka

Kompleks makam ini biasanya dibuka untuk umum setiap hari, namun jam operasionalnya dapat bervariasi. Beberapa sumber menyebutkan bahwa jam kunjungan adalah:

Senin, Kamis, dan Minggu: Pukul 13.00–16.00 WIB

Jumat: Pukul 13.00–16.00 WIB

Namun, disarankan untuk mengonfirmasi jam operasional terkini sebelum berkunjung, karena dapat berubah tergantung pada kebijakan pengelola atau acara khusus.

  • Biaya Masuk

Tidak ada tiket masuk resmi untuk memasuki kompleks makam ini.

Pengunjung biasanya memberikan donasi sukarela yang disalurkan melalui kotak infak yang tersedia di lokasi.

Donasi ini digunakan untuk pemeliharaan dan operasional kompleks makam.

4. Makam Ki Ageng Giring

Makam Ki Ageng Giring
Makam Ki Ageng Giring (source: Google Maps)

Makam Ki Ageng Giring III, juga dikenal sebagai Petilasan Ki Ageng Giring, terletak di Desa Sodo, Kecamatan Paliyan, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Lokasinya berada di belakang Balai Desa Sodo dan sekitar 7 km dari pusat Kota Wonosari.

  • Jam Buka

Makam ini terbuka untuk umum setiap hari. Namun, tidak terdapat jam operasional resmi yang ditetapkan.

Peziarah dapat berkunjung kapan saja, namun disarankan untuk datang pada siang hari hingga sore untuk kenyamanan dan keamanan.

Pada hari-hari tertentu seperti Jumat Kliwon, Selasa Kliwon, dan Jumat Legi, makam ini ramai dikunjungi peziarah dari berbagai daerah.

  • Biaya Masuk

Tidak ada biaya masuk resmi untuk mengunjungi makam ini.

Pengunjung biasanya memberikan donasi seikhlasnya yang digunakan untuk pemeliharaan dan operasional kompleks makam.

  • Fasilitas dan Informasi Tambahan

Juru Kunci: Terdapat juru kunci yang dapat memberikan informasi mengenai sejarah dan tokoh-tokoh yang dimakamkan di kompleks ini.

Kompleks Makam: Kompleks ini terdiri dari beberapa gerbang dan halaman.

Gerbang pertama menuju pemakaman umum, gerbang kedua menuju makam para pengikut Ki Ageng Giring, dan gerbang ketiga menuju makam utama Ki Ageng Giring III yang berada di posisi paling tinggi.

Tata Tertib: Pengunjung diharapkan menjaga kesopanan, berpakaian sopan, dan menghormati adat serta tradisi setempat selama berziarah.

5. Makam Raja-Raja Imogiri

Makam Raja-Raja Imogiri
Makam Raja-Raja Imogiri (source: Google Maps)

Makam Raja-Raja Imogiri, atau dikenal sebagai Astana Pajimatan Imogiri, adalah kompleks pemakaman raja-raja Kesultanan Mataram Islam dan keturunannya, termasuk raja-raja dari Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta.

Terletak di Jl. Makam Raja, Karang Kulon, Karangtalun, Imogiri, Bantul, Yogyakarta, kompleks ini berada di atas bukit dan dapat dicapai dengan menaiki ratusan anak tangga.

  • Jam Operasional

Makam ini tidak buka setiap hari. Jam kunjungan resmi adalah:

Senin & Minggu: 10.00 – 13.00 WIB

Jumat: 13.30 – 16.00 WIB

Pada hari-hari besar Islam dan selama bulan Ramadan, makam biasanya ditutup untuk umum.

Jika ingin berkunjung di luar jam operasional, Anda perlu mengajukan izin khusus kepada Kawedanan Sri Wandawa atau Kawedanan Hageng Panitrapura.

  • Biaya Masuk

Tiket Masuk: Gratis, namun pengunjung diharapkan memberikan donasi seikhlasnya melalui kotak infak yang tersedia.

Sewa Pakaian Tradisional: Rp10.000, diperlukan untuk memasuki area inti makam.

Parkir: Rp2.000 untuk sepeda motor dan Rp5.000 untuk mobil.

  • Tata Tertib dan Etika Ziarah

Pakaian Adat: Pengunjung yang ingin masuk ke area inti makam diwajibkan mengenakan pakaian adat Jawa (jarik dan surjan untuk pria, kebaya untuk wanita).

Ketenangan: Jaga kesopanan dan ketenangan selama berada di area makam.

Larangan: Dilarang mengambil foto di area inti makam.

6. Makam Syekh Maulana Maghribi

Makam Syekh Maulana Maghribi
Makam Syekh Maulana Maghribi (source: Google Maps)

Makam Syekh Maulana Maghribi merupakan salah satu situs ziarah penting di Yogyakarta. Terletak di Bukit Sentono, Dusun Mancingan, Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Makam ini menjadi tujuan bagi banyak peziarah yang ingin mengenang dan menghormati tokoh penyebar Islam di Jawa.

  • Jam Operasional

Makam ini terbuka untuk umum selama 24 jam setiap hari, memungkinkan peziarah untuk berkunjung kapan saja sesuai dengan waktu ibadah mereka.

  • Biaya Masuk

Tidak ada tiket masuk resmi untuk mengunjungi makam ini. Pengunjung biasanya memberikan donasi seikhlasnya yang digunakan untuk pemeliharaan dan operasional kompleks makam.

  • Akses dan Fasilitas

Aksesibilitas: Untuk mencapai makam, pengunjung harus menaiki ratusan anak tangga yang dikelilingi oleh pepohonan rindang.

Perjalanan ini menawarkan pemandangan indah laut selatan dan suara ombak yang menenangkan.

Fasilitas: Di sekitar area makam tersedia berbagai fasilitas untuk kenyamanan peziarah, termasuk musala, toilet, dan area parkir.

Selain itu, terdapat warung-warung yang menjual makanan dan minuman ringan.

7. Makam Syekh Jumadil Kubro (Gunung Kudul)

Makam Syekh Jumadil Kubro (Gunung Kudul)
Makam Syekh Jumadil Kubro (Gunung Kudul) (source: Google Maps)

Makam Syekh Jumadil Kubro di Puncak Bukit Turgo, Sleman, Yogyakarta, merupakan salah satu situs ziarah penting yang diyakini sebagai tempat peristirahatan tokoh penyebar Islam di Jawa.

  • Lokasi

Makam ini terletak di Puncak Bukit Turgo, Dusun Turgo, Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Bukit Turgo berada di lereng selatan Gunung Merapi dengan ketinggian sekitar 1.000 meter di atas permukaan laut.

  • Jam Operasional

Makam Syekh Jumadil Kubro di Bukit Turgo terbuka untuk umum selama 24 jam setiap hari.

Namun, waktu terbaik untuk berkunjung adalah pagi hingga sore hari, mengingat medan pendakian yang menantang dan minimnya penerangan di malam hari.

  • Biaya Masuk

Tiket Masuk: Tidak ada tiket masuk resmi; pengunjung dapat memberikan donasi seikhlasnya yang digunakan untuk pemeliharaan kompleks makam.

Parkir: Tersedia area parkir di basecamp pendakian dengan tarif sekitar Rp3.000 untuk sepeda motor dan Rp5.000 untuk mobil.

  • Akses dan Fasilitas

Aksesibilitas: Dari pusat Kota Yogyakarta, perjalanan menuju basecamp Bukit Turgo dapat ditempuh dalam waktu sekitar 1 jam menggunakan kendaraan pribadi melalui Jalan Kaliurang.

Dari basecamp, pengunjung harus mendaki jalur setapak menuju puncak bukit, yang memerlukan kondisi fisik yang prima.

Fasilitas: Di area basecamp tersedia fasilitas seperti tempat parkir, warung makan, dan toilet umum. Namun, fasilitas di puncak bukit sangat terbatas, sehingga disarankan untuk membawa perbekalan sendiri.