HAIJOGJA.COM – Akhir-akhir ini, kekhawatiran publik terhadap keamanan pangan semakin meningkat, khususnya soal peredaran beras di pasaran.

Banyak orang mulai mencari tahu tanda-tanda beras oplosan, sebab meskipun tampak bersih dan harum, ada beras yang ternyata dicampur dengan bahan lain yang berisiko bagi kesehatan.

Karena itu, konsumen harus lebih cermat dan tidak hanya menilai dari tampilan fisiknya saja.

Situasi ini menegaskan pentingnya edukasi agar masyarakat lebih berhati-hati dalam memilih beras untuk konsumsi harian.

Tak jarang, produsen nakal menyamarkan mutu asli beras dengan cara yang tidak semestinya demi menarik minat pembeli, padahal hal ini bisa berdampak buruk jika dikonsumsi dalam jangka panjang.

Mengingat beras oplosan kini semakin marak di pasaran, penting bagi konsumen untuk lebih teliti dalam memilih.

Menurut penjelasan Prof. Tajuddin Bantacut, ahli Teknologi Industri Pertanian dari IPB University, serta dari buku Agar Jantung Sehat terbitan Pangkalan Ide, beras oplosan sebenarnya memiliki ciri khas yang bisa dikenali langsung dengan pengamatan sederhana.

7 Ciri-Ciri Beras Oplosan

Yuk, kenali ciri-ciri beras oplosan agar lebih waspada!

1. Warna Butir Tidak Merata

Salah satu indikasi beras oplosan adalah perbedaan warna pada butirannya.

Beras berkualitas biasanya memiliki warna yang konsisten, sementara beras oplosan tampak bercampur antara putih terang dan kekuningan akibat pencampuran dari berbagai jenis atau mutu beras.

2. Bentuk dan Ukuran Tidak Seragam

Beras murni umumnya memiliki ukuran dan bentuk butir yang konsisten.

Jika ditemukan perbedaan panjang-pendek atau bentuk tidak beraturan, hal ini bisa mengindikasikan adanya pencampuran dari berbagai varietas untuk menambah volume atau menekan biaya produksi.

3. Aroma Kurang Alami atau Tidak Khas

Jenis beras unggulan seperti pandan wangi memiliki aroma khas alami.

Bila beras berbau netral, menyengat, atau menyerupai bahan kimia, besar kemungkinan beras telah dicampur atau diberi pewangi buatan, bahkan ada yang disemprot aroma pandan untuk mengelabui pembeli.

4. Tidak Terdapat Bintik Putih di Tengah

Beras pandan wangi memiliki ciri khas berupa bintik putih di bagian tengah butirannya.

Bila beras tampak terlalu bersih atau tidak memiliki bintik tersebut, bisa jadi itu beras palsu atau oplosan yang menyerupai pandan wangi, namun tak memiliki karakteristik aslinya.

5. Tekstur Nasi Lembek Saat Dimasak

Setelah dimasak, nasi dari beras oplosan biasanya terasa terlalu lembek, mudah hancur, atau lengket.

Ini terjadi akibat campuran dari jenis beras berbeda atau penggunaan beras yang sudah rusak namun dipoles ulang.

Sebaliknya, beras asli menghasilkan nasi yang pulen dan tidak lembek.

6. Mengandung Zat Tambahan atau Tampak Terlalu Mengkilap

Beras oplosan kadang mengandung bahan kimia, pewarna, atau zat lain yang mencurigakan untuk meningkatkan daya tarik visual.

Bila saat mencuci beras air berubah warna, muncul busa, atau terlihat partikel asing, beras tersebut sebaiknya tidak dikonsumsi.

7. Masa Simpan Lebih Pendek dan Cepat Membusuk

Beras oplosan umumnya cepat mengalami penurunan kualitas saat disimpan karena bisa berasal dari stok lama yang sudah dipoles ulang.

Bila disimpan terlalu lama, beras jenis ini rentan terhadap kutu, lembap, dan mikroorganisme sehingga tak layak dikonsumsi.

Risiko Konsumsi Beras Oplosan

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, beras oplosan dapat dikenali dengan pengamatan langsung.

Namun, menurut buku Agar Jantung Sehat karya Pangkalan Ide, Masak Praktis dengan Magic Com oleh Rudy Andreas, dan Utilitarianisme Kebudayaan oleh M. Iqbal J. Permana, sejumlah produsen curang kerap menambahkan bahan kimia seperti pemutih demi menyamarkan kualitas beras dan membuat tampilannya lebih menarik.

Salah satu zat yang kerap disalahgunakan adalah klorin.

Bahan ini umumnya digunakan untuk proses pemutihan non-pangan, tetapi oleh oknum tak bertanggung jawab disemprotkan ke beras agar terlihat lebih putih dan mengilap.

Beras yang telah diberi klorin biasanya berwarna sangat cerah, hampir menyerupai kristal, berbeda dengan warna alami beras yang lebih kusam dan tidak mencolok.

Selain itu, ada juga beras oplosan yang dicampur dengan bahan pengawet berbahaya agar bisa disimpan lebih lama tanpa berubah warna atau bau.

Padahal, penggunaan pengawet tidak sesuai standar dapat membahayakan tubuh jika dikonsumsi terus-menerus dalam jangka panjang.

Lebih parahnya lagi, penggunaan bahan kimia semacam ini bisa menghancurkan kandungan gizi penting dalam beras, seperti vitamin dan zat bermanfaat dari air tajin atau dedaknya.

Akibatnya, konsumsi beras tidak sehat secara terus-menerus dapat menurunkan daya tahan tubuh dan menimbulkan berbagai masalah kesehatan.

Oleh karena itu, penting bagi kita sebagai konsumen untuk selalu waspada saat membeli beras.

Semoga informasi tentang tanda-tanda beras oplosan ini bisa membantu dalam memilih beras yang aman dan sehat.