HAIJOGJA.COM — Otoritas Palestina menyatakan jumlah jurnalis yang gugur akibat serangan Israel di Gaza, Palestina kini mencapai 240 orang.

Jumlah ini didapat sejak pecahnya perang pada Oktober 2023 dan menjadikan konflik di Gaza sebagai tragedi paling mematikan bagi jurnalis dalam sejarah dunia.

Korban terbaru adalah Khaled Mohammed Al-Madhoun, seorang juru kamera dari Palestine TV.

Sebelum itu, pada 11 Agustus, Al Jazeera melaporkan kematian empat anggotanya dalam serangan Israel terhadap tenda wartawan yang berada di dekat rumah sakit di Kota Gaza.

Militer Israel atau IDF mengklaim bahwa serangan tersebut menyasar karena reporter Anas Al-Sharif disebut bekerja untuk kelompok perlawanan Hamas.

Namun, Al Jazeera kemudian memperbarui laporannya dan menyatakan jumlah staf yang tewas dalam serangan itu menjadi lima orang.

Menurut Wakil Ketua Serikat Jurnalis Palestina Tahsin al-Astal, total jurnalis Al Jazeera yang meninggal dalam konflik ini telah mencapai enam orang.

Konflik Gaza Jadi Tragedi Terbesar bagi Jurnalis

Dengan total 240 jurnalis tewas, agresi militer Israel di Gaza tercatat sebagai konflik paling mematikan terhadap pekerja media.

Bahkan, jumlah tersebut telah melampaui jumlah jurnalis yang tewas pada Perang Dunia I dan II (68), Perang Vietnam (63), dan Perang Afghanistan (127).

Organisasi Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina (ARI-BP) menyatakan bahwa pembunuhan massal terhadap jurnalis adalah bentuk nyata upaya pembungkaman terhadap informasi dari lapangan.

Ketua Komite Pelaksana ARI-BP Zaitun Rasmin mengungkapkan bahwa pembunuhan jurnalis oleh Israel merupakan perbuatan yang sangat keji.

“Ini menunjukkan mereka bukan saja membunuh manusia, tapi ingin membunuh, membungkam kebenaran. Mereka tidak mau ada suara-suara, kecuali suara-suara mereka,” tandasnya.

Konflik di Gaza bermula pada 7 Oktober 2023, ketika kelompok Hamas melancarkan serangan roket besar-besaran ke wilayah Israel.

Serangan ini menewaskan sekitar 1.200 warga Israel dan menyandera lebih dari 200 orang.

Sebagai balasan, militer Israel meluncurkan Operasi Pedang Besi, yang menargetkan berbagai area sipil di Gaza serta menerapkan blokade total, termasuk penghentian akses terhadap air bersih, listrik, bahan bakar, makanan, dan obat-obatan.

Pertempuran yang hanya berhenti dalam gencatan senjata singkat tersebut telah menewaskan lebih dari 61.000 warga Palestina dan sekitar 1.500 warga Israel.

Perang ini bahkan memperluas konflik ke wilayah Lebanon, Yaman, hingga memicu aksi saling serang rudal antara Israel dan Iran.