HAIJOGJA.COM — Keracunan massal diduga akibat menyantap makanan pada program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali terulang di Sleman.

Kali ini, ratusan siswa SMP Negeri 3 Berbah, Kabupaten Sleman menunjukkan gejala keracunan makanan.

Hal ini dikonfirmasi oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Sleman dr. Khamidah Yuliati.

” Betul, masih investigasi dan penyelidikan epidemiologi (PE),” kata Yuliati kepada awak media, 27 Agustus 2025.

Ia pun memastikan bahwa saat ini kondisi sudah terkendali.

“Insya Allah keadaan mandali (aman terkendali),” tambahnya.

135 Siswa dan 2 Guru Alami Gejala Keracunan

Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, sebanyak 135 siswa dan 2 guru mengalami gejala yang diduga akibat konsumsi menu MBG.

Penanganan medis langsung dilakukan oleh tim tenaga kesehatan dari Puskesmas setempat di lokasi sekolah.

“Insya Allah keadaan aman terkendali. Penanganan dilakukan sembilan tenaga kesehatan dari puskesmas,” jelas Yuliati.

Dari jumlah tersebut, dua siswa dirujuk ke puskesmas dan saat ini kondisinya sudah membaik sehingga dilakukan rawat jalan, satu orang menjalani rawat jalan di RSUD Prambanan.

Sisanya, sebanyak 66 orang ditangani langsung di sekolah.

Menu MBG yang Dikonsumsi

Dugaan sementara kejadian keracunan massal ini efek dari konsumsi MBG di sekolah.

Menu MBG yang disantap para siswa dan guru saat kejadian di antaranya nasi kuning, telur dadar potong, abon, kering tempe, timun, dan jeruk.

Meski begitu, penyebab pasti dari gejala keracunan belum dapat dipastikan.

“Masih diduga pasca makan MBG, belum pasti penyebabnya,” ungkap dr. Khamidah Yuliati.

Dinas Kesehatan Sleman saat ini masih menunggu hasil uji laboratorium untuk memastikan sumber kontaminasi yang menyebabkan gejala keracunan tersebut.

Keracunan Massal akibat MBG Kembali Terulang

Insiden keracunan di SMPN 3 Berbah bukan yang pertama kali terjadi dalam program MBG.

Sebelumnya, pada pertengahan Agustus, keracunan massal juga dialami oleh siswa dari empat SMP di Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman.

Dalam kasus tersebut, 379 siswa terdampak, dan 18 siswa harus dirawat inap.

Hasil uji laboratorium dari kejadian di Mlati menunjukkan adanya kontaminasi bakteri seperti Escherichia coli, Clostridium species, dan Staphylococcus.

Selain itu, pada akhir Juli 2025, 497 siswa dari beberapa SD dan SMP di Kulon Progo juga mengalami kejadian serupa.