Sound Horeg Termasuk Pencemaran Suara, Efeknya Bukan Cuma pada Pendengaran!
HAIJOGJA.COM — Fenomena Sound Horeg yang lagi digandrungi masyarakat, terutama di wilayah Jawa Timur menjadi perbincangan serius di kalangan masyarakat bahkan pemerintah.
Sistem audio dengan volume tinggi ini menimbulkan getaran yang sangat besar, bahkan mampu meruntuhkan rumah dan memecahkan kaca.
Tanpa sadar, hal ini juga berdampak serius bagi kesehatan.
Sebagaimana sound horeg ini termasuk dalam pencemaran suara yang bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius.
Apa itu Pencemaran Suara?
Pencemaran suara atau polusi suara merupakan salah satu gangguan yang diakibatkan oleh suara bervolume tinggi.
Kondisi ini bahkan bisa menyebabkan kerusakan pada indra pendengaran.
Jenis polusi ini terjadi ketika suara yang terlalu keras melebihi ambang batas kenyamanan dan keamanan bagi indra pendengaran manusia.
Intensitas suara diukur dalam satuan desibel (dB). Secara umum, telinga manusia mampu mendeteksi suara dalam rentang 0 hingga 140 desibel.
Menurut National Institute on Deafness and Other Communication Disorders, suara dengan tingkat kebisingan hingga 70 dB dianggap aman dan tidak berisiko menyebabkan gangguan pendengaran.
Namun, jika seseorang terus-menerus terpapar suara keras di atas 85 dB, risiko mengalami gangguan pendengaran akibat kebisingan akan meningkat.
Gangguan ini dikenal dengan istilah Noise-Induced Hearing Loss (NIHL).
Semakin tinggi tingkat kebisingan, semakin singkat pula waktu yang dibutuhkan untuk menyebabkan kerusakan pendengaran secara permanen.
Sumber Pencemaran Suara
Pencemaran suara tidak hanya berasal dari paparan langsung suara keras.
Selain sound horeg, ada berbagai sumber kebisingan yang timbul pada kegiatan sehari-hari dan secara tidak disadari dapat menjadi penyebab pencemaran suara.
Berikut ini adalah beberapa contoh umum sumber polusi suara yang perlu diwaspadai:
-
Transportasi
Kendaraan bermotor, pesawat terbang, dan kereta api merupakan salah satu penyebab utama polusi suara, terutama di wilayah perkotaan.
Suara mesin kendaraan, klakson, serta kebisingan saat pesawat lepas landas atau mendarat dapat mengganggu kenyamanan masyarakat yang tinggal di dekat jalan raya atau bandara.
-
Peralatan Rumah Tangga
Sumber kebisingan tidak selalu berasal dari luar rumah.
Beberapa alat rumah tangga seperti mesin cuci, pengering rambut (hair dryer), kipas angin, AC, dan vacuum cleaner juga dapat menghasilkan suara bising yang berpotensi menyebabkan gangguan pendengaran jika digunakan dalam jangka waktu lama.
-
Aktivitas Sosial
Acara-acara sosial seperti pesta dengan pengeras suara, penggunaan kembang api, atau petasan bisa menimbulkan kebisingan yang tinggi.
Suara tersebut dapat mengganggu warga sekitar, terutama jika berlangsung hingga larut malam.
-
Lingkungan Industri
Pabrik, lokasi konstruksi, dan sektor manufaktur menggunakan berbagai mesin berat seperti kompresor, generator, atau mesin cetak yang menghasilkan suara bising terus-menerus.
Aktivitas ini menjadi salah satu penyumbang terbesar polusi suara di kota-kota besar.
-
Tempat Kerja
Kantor atau ruang kerja juga bisa menjadi sumber polusi suara.
Percakapan antarrekan kerja, suara ketikan di keyboard, hingga musik yang diputar melalui headset dengan volume tinggi dapat menciptakan suasana bising yang memengaruhi produktivitas dan kenyamanan kerja.
-
Situasi Perang
Dalam konteks ekstrem, seperti peperangan, suara ledakan, tembakan senjata, atau alat militer lainnya dapat menyebabkan pencemaran suara yang sangat parah dan berbahaya bagi pendengaran maupun kesehatan mental.
Dampak Kesehatan akibat Pencemaran Suara
Polusi suara atau kebisingan lingkungan bukan hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga bisa memicu reaksi fisiologis dalam tubuh.
Paparan suara bising dengan intensitas tinggi dapat memengaruhi berbagai sistem tubuh dan menyebabkan gangguan kesehatan serius.
Berikut ini adalah beberapa dampak polusi suara terhadap kesehatan manusia yang penting untuk diketahui.
1. Menyebabkan Gangguan Pendengaran
Efek paling umum dari pencemaran suara adalah gangguan pendengaran.
Paparan suara keras dalam waktu lama dapat merusak sel-sel rambut halus yang terdapat pada koklea (rumah siput) di telinga bagian dalam.
Sel-sel ini berperan dalam menangkap getaran suara dan mengubahnya menjadi sinyal ke otak.
Ketika sel-sel tersebut rusak, jumlah sinyal yang diteruskan ke otak berkurang drastis.
Bila dibiarkan tanpa penanganan, kondisi ini bisa berkembang menjadi gangguan pendengaran permanen atau Noise-Induced Hearing Loss (NIHL).
2. Mengganggu Kualitas Tidur
Suara bising juga bisa berdampak negatif terhadap kualitas tidur.
Kebisingan lingkungan membuat seseorang sulit untuk tertidur lelap dan dapat mengganggu siklus tidur alami.
Jika gangguan tidur terjadi terus-menerus, maka efek jangka panjangnya dapat memengaruhi suasana hati, produktivitas, bahkan kondisi mental.
Tidur yang tidak berkualitas juga dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko penyakit kronis lainnya.
3. Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung
Paparan suara keras dalam jangka panjang berisiko menyebabkan gangguan irama jantung.
Studi yang dimuat dalam International Journal of Cardiology (2018) menemukan adanya hubungan antara kebisingan lingkungan dan peningkatan risiko fibrilasi atrium (atrial fibrillation/AF), yakni kondisi denyut jantung tidak teratur.
Hal ini bisa berdampak pada pembekuan darah, stroke, dan gagal jantung jika tidak segera diobati.
4. Melemahkan Sistem Kekebalan Tubuh
Dampak polusi suara tidak berhenti di telinga atau tidur saja.
Suara bising dapat meningkatkan produksi hormon stres seperti kortisol dan adrenalin dalam tubuh.
Kadar hormon stres yang tinggi menyebabkan tekanan darah dan kadar gula meningkat, serta menurunkan efektivitas sistem imun.
Kondisi ini membuat tubuh menjadi lebih rentan terserang berbagai penyakit, termasuk infeksi virus maupun bakteri.