Soal Temuan Ulat hingga Jangkrik di Menu MBG, Dinkes dan SPPG Buka Suara
HAIJOGJA.COM — Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Sewon memberikan penjelasan terkait temuan ulat dan jangkrik dalam menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMPN 2 Sewon, Bantul.
Pihak SPPG hingga saat ini masih menyelidiki penyebab insiden tersebhinggaut dan telah melakukan evaluasi internal guna mencegah kejadian serupa.
“Kalau penyebabnya masih kita dalami, dalam artian mungkin bisa saja bahwa sumber-sumber itu datang dari bahan baku atau prosesnya,” kata Kepala SPPG Sewon, Wirandita kepada wartawan di Sewon, Bantul, Rabu (3/9/2025).
Wirandita menambahkan, evaluasi telah dilakukan terhadap seluruh personel internal yang terlibat dalam penyediaan MBG di SPPG Sewon.
“Kita juga sudah lakukan evaluasi kepada seluruh jajaran internal ya agar hal-hal tersebut diantensi dan tidak terjadi kembali,” ujarnya.
Tak berhenti di situ, koordinasi lanjutan juga direncanakan dengan pihak SMPN 2 Sewon untuk mendapatkan kronologi lengkap terkait kejadian yang terjadi.
“Jadi ini bukan hal yang kita harapkan tapi sudah terjadi dan feedback (reaksi) dari kelompok penerima manfaat. Kita juga sudah koordinasi dan kita juga akan lakukan lanjutkan koordinasi supaya kita tahu secara detail kronologisnya seperti apa,” ucapnya.
Menurut Wirandita, kejadian ini merupakan kasus unik karena baru pertama kali ditemukan binatang dalam makanan MBG dan hanya terjadi di satu kelas di SMPN 2 Sewon.
“Temuan itu unik. Kenapa? Karena dari SMPN 2 Sewon itu selama beberapa bulan ini kita tidak pernah mendapatkan komplain dari kelompok penerima manfaat lain,” katanya.
“Dan itu datangnya dari sumber kelas yang sama yakni kelas 9E. Nah, ini rencana kami juga mau koordinasi langsung dengan penerima manfaatnya supaya secara detail tahu,” lanjut Wirandita.
Dari sudut pandang internal, SPPG merasa telah menjalankan tugas secara optimal, meskipun tetap membuka ruang evaluasi atas masukan dari lapangan.
“Lalu supaya menjadi pembelajaran bagi kami kalau memang sumber-sumber itu datangnya dari kami,” ujarnya.
Wirandita menyebutkan bahwa setiap harinya SPPG Sewon mendistribusikan 760 porsi MBG ke SMPN 2 Sewon.
Pihaknya memperkirakan tidak semua siswa hadir setiap hari, sehingga jika ada laporan terkait temuan seperti kemarin, seharusnya bisa langsung ditangani dengan penggantian paket makanan.
“Karena kami dapat laporan dari sekolah-sekolah biasanya dalam satu hari pasti ada murid yang kemungkinan rasionya dari 2-3 persen tidak masuk.”
“Sehingga kami ambil kebijakan bahwa distribusinya setiap hari seperti itu,” ucapnya.
Namun jika ada keterbatasan jumlah paket, ia memastikan bahwa pihaknya akan langsung mengganti.
Tanggapan Dinkes Bantul soal Temuan Ulat hingga Jangkrik pada Menu MBG di Bantul
Sementara itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul juga telah melakukan peninjauan ke SPPG Sewon dan menyimpulkan bahwa penyebab utama berasal dari bahan baku.
Meski begitu, Dinkes memastikan bahwa kasus ini bukanlah kejadian luar biasa.
Kepala Seksi Surveilans, Imunisasi dan Penyehatan Lingkungan Dinkes Bantul Elina Chrisniati menyatakan, prosedur pengolahan di SPPG Sewon telah sesuai standar, namun kemungkinan besar unsur binatang berasal dari bahan yang digunakan.
“Prosesnya untuk prosedur pengolahan sudah sesuai standar ya, tapi mungkin karena banyak (bahan baku yang diolah). Sehingga kemungkinannya memang dari bahannya sudah ada unsur itu (binatang),” katanya kepada wartawan di Bantul, Rabu (3/9/2025).
Dinkes juga telah memberikan rekomendasi agar pengawasan terhadap bahan baku lebih diperketat.
“Dan tadi sudah kita sarankan untuk diperketat lagi dalam pengawasan penerimaan bahan bakunya,” ujarnya.
Elina menegaskan bahwa insiden ini tidak termasuk kategori kejadian luar biasa, mengingat hanya terjadi pada satu titik dan tidak dialami oleh seluruh sekolah penerima MBG dari SPPG Sewon.
“Itu kan sifatnya bukan kejadian luar biasa, karena parsial sifatnya satu titik dan karena dari bahan yang diterima,” ucapnya.
Temuan Ulat hingga Jangkrik pada Menu MBG di Bantul
Sebelumnya, ditemukan adanya ulat, telur lalat, dan jangkrik dalam lauk menu MBG di SMPN 2 Sewon yang berlangsung selama tiga hari.
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Bantul telah memanggil SPPG dan meminta peningkatan pengawasan kualitas makanan MBG.
Ketua Komisi D DPRD Bantul Pramu Diananto Indratriatmo menyampaikan bahwa pihaknya menerima laporan masyarakat berupa tiga video terkait temuan binatang dalam lauk MBG di SMPN 2 Sewon.
“Tadi dapat laporan dari masyarakat kalau, ada tiga video terkait MBG di SMPN 2 Sewon. Jadi di salah satu lauk MBG ditemukan telur lalat, ulat hingga jangkrik,” katanya kepada wartawan di Bantul, Selasa (2/9/2025).