HAIJOGJA.COM – Sekitar 1.000 buruh di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan menggelar aksi demonstrasi memperingati Hari Buruh Internasional (May Day) pada 1 Mei 2025.

Aksi ini melibatkan sejumlah serikat pekerja yang tergabung dalam Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI) DIY, seperti DPD KSPSI DIY, DPD SPN DIY, FSPM Indonesia, serta komunitas pekerja lainnya.

Koordinator MPBI DIY, Irsad Ade Irawan, menegaskan bahwa peringatan May Day tahun ini akan dijadikan momentum perjuangan nyata, bukan sekadar seremoni.

“Kami ingin May Day tahun ini menjadi momen perjuangan nyata, bukan hanya seremonial. Kami menyerukan perlindungan yang lebih baik bagi seluruh pekerja, termasuk pekerja informal dan migran,” ujarnya, Senin (28/4/2025).

Aksi dijadwalkan dimulai pukul 08.00 WIB dengan titik kumpul di Tugu Yogyakarta. Massa kemudian akan menggelar pawai budaya menuju Titik Nol Kilometer, menampilkan pertunjukan seni, orasi, musik, hingga aksi teatrikal sebagai bentuk ekspresi perlawanan.

Dalam rangkaian aksi tersebut, MPBI DIY juga akan mendeklarasikan gerakan “Rakyat Jogja Anti Penggusuran” di Taman Parkir Abu Bakar Ali.

Deklarasi ini merupakan respons atas maraknya praktik penggusuran yang dinilai merugikan masyarakat kecil.

“Kami menentang penggusuran yang tidak berpihak pada rakyat kecil. Reforma agraria sejati adalah solusi bagi kesejahteraan rakyat,” tegas Irsad.

Adapun enam tuntutan utama yang diusung dalam aksi ini antara lain revisi Undang-Undang Ketenagakerjaan, pencabutan Undang-Undang Cipta Kerja, kenaikan upah buruh sebesar 50 persen, hingga penghapusan sistem kerja kontrak dan outsourcing yang dianggap merugikan pekerja.

Irsad menekankan bahwa May Day 2025 harus menjadi ajang untuk menuntut hak-hak hidup yang adil dan bermartabat. “Kami mengajak seluruh masyarakat untuk bersatu dalam solidaritas untuk keadilan sosial,” pungkasnya.