HAIJOGJA.COM – Setelah bertahun-tahun tinggal di rumah sempit dan lembab, Daryono (67), warga Jalan Pugeran, Suryodiningratan, Yogyakarta, akhirnya menerima bantuan bedah rumah.

Sebelumnya, ia terpaksa menjual separuh bagian rumahnya demi menutupi biaya berobat dan kebutuhan sehari-hari karena kondisi ekonomi yang sulit.

Daryono tinggal bersama istrinya, Naripa (60), di rumah yang tidak lagi layak huni.

Tanpa penghasilan dan dalam kondisi kesehatan yang menurun, ia tak punya pilihan selain menjual sebagian huniannya.

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menyebut kondisi Daryono sebagai cerminan nyata ketimpangan sosial di kota Yogyakarta.

“Jadi, rumahnya yang separo sudah dijual, karena untuk biaya sakit. Sekarang beliau tidak bisa bekerja, jadi sebagian rumah dijual juga untuk makan,” kata Hasto saat menyerahkan bantuan dikutip dari Tribun Jogja.

Rehabilitas Rumah Tidak Layak Huni

Pemerintah Kota Yogyakarta melalui program bersama Baznas menyalurkan bantuan senilai Rp 20 juta untuk rehabilitasi rumah tidak layak huni (RTLH).

Selain itu, masyarakat memberikan dukungan sebesar Rp 2,5 juta dan Wali Kota secara pribadi menyumbangkan 20 sak semen.

Daryono menerima bantuan tersebut dengan penuh rasa syukur.

“Sangat bersyukur. Saya senang sekali, hidup saya jadi semangat lagi. Semoga jadi berkah dan panjang umur,” katanya usai menerima bantuan secara simbolis.

Wali Kota pun mengajak masyarakat agar tidak menutup mata terhadap kondisi nyata kemiskinan.

“Keluarga Pak Darsono berempat, tidur di satu ruangan. Kalau kita ingin menghayati kemiskinan, harus melihat langsung kondisi seperti ini,” ujarnya.