Penjualan Hewan Kurban di Bantul Lesu Jelang Idul Adha 2025, Pedagang Enggan Stok Besar
HAIJOGJA.COM – Menjelang Hari Raya Idul Adha 2025, penjualan hewan kurban di Bantul mengalami penurunan. Para pedagang tampak enggan menyetok hewan dalam jumlah besar karena khawatir tidak terjual.
Nur Laili Maharani, pengelola Lintang Songo Farm, mengungkapkan bahwa stok awal sebanyak 90 ekor sapi jenis Bali telah habis terjual.
Saat ini, ia tengah menunggu kedatangan 100 ekor sapi tambahan dari Bali.
“Kalau stok yang ada memang sudah habis, tinggal menunggu 100 ekor lagi yang masih dalam perjalanan,” ujar Rani disela kunjungan Tim Pemantau Inflasi Daerah (TPID) DIY di peternakannya Kalurahan Jambidan, Banguntapan, Kamis (15/5/2025), dilansir dari Harian Jogja.
Meski ada permintaan tambahan, Rani mengakui penjualan tahun ini lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya.
Pada periode yang sama tahun lalu, ia bisa menjual hingga 300 ekor sapi, sedangkan tahun ini baru 200 ekor yang laku. Ia menduga daya beli masyarakat sedang menurun.
Penjualan kambing dan domba juga mengalami penurunan, dengan stok yang masih banyak tersisa. Harga sapi pun mengalami kenaikan, dari Rp70.000/kg menjadi Rp71.500/kg setelah 5 Mei 2025.
Jenis sapi Bali masih menjadi favorit karena kandungan dagingnya lebih banyak, dan banyak diminati warga Kota Yogyakarta.
Rani juga memastikan bahwa hewan kurban tetap dirawat hingga hari penyembelihan tanpa biaya tambahan bagi pembeli.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul, Joko Waluyo, belum dapat memastikan adanya penurunan permintaan secara menyeluruh karena pola pembelian masyarakat sering terjadi mendekati hari H.
Ia mencatat adanya pergeseran preferensi, di mana sebagian orang kini lebih memilih berkurban kambing atau domba secara individu ketimbang sapi secara patungan.
Meski permintaan cenderung menurun, Joko memastikan ketersediaan hewan kurban di wilayah Bantul tetap cukup dan dalam kondisi sehat.
Pemeriksaan fisik dan dokumen kesehatan tetap dilakukan, khususnya untuk hewan dari luar daerah.
Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda DIY, Tri Saktiyana, menilai bahwa lesunya permintaan hewan kurban disebabkan oleh kondisi ekonomi yang belum pulih baik di tingkat lokal maupun global.
Meski begitu, stok hewan kurban di wilayah DIY dipastikan aman dan harga tetap terkendali.