Pemkot Jogja Perketat Pengawasan Program Makan Bergizi Gratis, Cegah Kasus Keracunan di Sekolah
HAIJOGJA.COM – Pemerintah Kota (Pemkot) Jogja terus mengawal pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan melakukan pengawasan ketat di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Langkah ini dilakukan untuk memastikan makanan yang disajikan aman, bergizi, dan layak dikonsumsi oleh para siswa.
Selain itu, pengawasan juga menjadi upaya pencegahan agar tidak terjadi kasus keracunan makanan dari program MBG.
Pemkot Jogja Perketat Pengawasan Program Makan Bergizi Gratis
Wali Kota Jogja, Hasto Wardoyo, menegaskan pihaknya telah membentuk tim khusus yang melibatkan Sekda dan para asisten untuk mendampingi jalannya program.
Meski Pemkot bukan pengambil kebijakan utama, namun mereka aktif memastikan pelaksanaan MBG berjalan aman.
Hasto menambahkan, kasus keracunan di daerah lain menjadi pelajaran berharga sehingga pihaknya mengambil langkah pencegahan.
“Di Kota Jogja ini kita melakukan mitigasi. Saya bilang Dinas Kesehatan supaya mengawal betul ikut membantu agar tidak terjadi keracunan. Itu saya kira tindakan-tindakan preventif untuk mencegah,” kata Hasto dikutip dari laman Pemkot Jogja, dikutip dari Harian Jogja.
Hasto juga meminta sekolah-sekolah menyiapkan biopori untuk mengolah sisa makanan MBG, mengingat keterbatasan lahan pengelolaan sampah di Jogja.
Harapannya, limbah makanan bisa selesai dikelola di lingkungan sekolah.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Jogja, Emma Rahmi Aryani, menyampaikan bahwa pihaknya sudah memberikan pelatihan keamanan pangan kepada para penanggung jawab dan petugas pengolah makanan di SPPG.
Selain itu, pengawasan eksternal juga dilakukan di sejumlah wilayah, seperti Umbulharjo, Mergangsan, Mantrijeron, Tegalrejo, Kotagede, Ngampilan, dan Wirobrajan.
Setiap SPPG diwajibkan memiliki Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi (SLHS) agar pengolahan makanan sesuai standar.
“Pengawasan eksternal dengan kegiatan inspeksi kesehatan lingkungan oleh tenaga sanitasi lingkungan Dinas Kesehatan dan puskesmas setempat pada sarana, disertai pengujian kualitas udara, bahan tambahan pangan serta pengujian kualitas air. Dengan pemantauan sejak persiapan sarana prasarana, pemilihan bahan, proses pengolahan, pemorsian dan distribusi sesuai prinsip higiene sanitasi pangan, diharapkan pangan olahan siap saji yang dihasilkan aman untuk dikonsumsi,” terang Emma saat dikonfirmasi, Selasa (30/9/2025).
Dari sisi pengawasan bahan pangan, Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kota Jogja juga turun tangan.
Kepala DPP Jogja, Sukidi, mengatakan pihaknya rutin memantau dapur MBG serta bahan pangan segar maupun olahan.
Pemeriksaan dilakukan setiap hari, termasuk uji organoleptik seperti rasa, aroma, warna, dan tekstur makanan.
“Kami melakukan pengawasan keamanan pangan secara rutin di dapur MBG yang ada di Kota Jogja. Pengawasan pada pangan segar yang berasal dari tumbuhan, hewan dan hasil perikanan serta pangan olahan melalui uji organoleptik seperti rasa, bau, warna, dan tekstur. Pengawasan keamanan pangan itu dilakukan setiap hari,” papar Sukidi, Selasa (30/9/2025).
Hal senada disampaikan Ketua Tim Kerja Pengawasan Mutu Pangan DPP Kota Jogja, Yuanita Ari Astuti.
Menurutnya, pengawasan tidak hanya pada bahan baku, tapi juga mencakup higiene prasarana dan petugas.
Misalnya, petugas SPPG wajib memakai sarung tangan. Saat ini, ada 14 SPPG aktif di Kota Jogja.
“Kami juga melakukan sosialisasi dan edukasi. Misalnya penanganan untuk bahan pangan segar. Penanganan pangan saat pemorsian dan edukasi agar SPPG memasak makanan secara bertahap menyesuaikan menu MBG akan dimakan jam berapa. Contoh permintaan dari sekolah TK dan SD, biasanya MBG diserahkan saat jam istirahat pagi. Untuk SMA sekolah memberikan di istirahat jam kedua sehingga harus dimasak bertahap untuk mencegah potensi basi,” pungkas Yuanita.