Okupansi Hotel di Yogyakarta Rendah saat Libur Iduladha, PHRI Susun Strategi Pemulihan
HAIJOGJA.COM – Okupansi hotel di Yogyakarta rendah saat libur Iduladha, hanya berada di kisaran 20–40 persen meski liburan berlangsung cukup panjang karena adanya cuti bersama.
Padahal, wilayah ini memiliki sekitar 2.000 kamar hotel dari total 438 hotel yang tergabung dalam Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), baik berbintang maupun nonbintang.
Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono, menyatakan bahwa rendahnya tingkat keterisian terjadi meskipun liburan kali ini cukup panjang karena adanya cuti bersama.
“Okupansi hanya 20–40 persen, padahal libur Iduladha tahun ini cukup panjang karena ada cuti bersama,” kata Deddy saat dihubungi Pandangan Jogja pada Senin (9/6), dikutip dari Kumparan.
Menghadapi kondisi ini, PHRI DIY tengah merancang strategi untuk meningkatkan okupansi, baik dari wisatawan lokal maupun asing.
Salah satu upaya dilakukan melalui penguatan kerja sama dengan biro perjalanan dalam negeri yang memiliki jaringan internasional.
“Saat ini fokus menggairahkan pasar domestik. Adakan event table top ‘Guyub Sesarengan’ seri ke-9 yang akan digelar di Malang, Jawa Timur, pada 10 Juni 2025. Pertemukan 75 buyer dari Jatim dengan 60 seller dari DIY, terdiri dari hotel, restoran, pelaku UMKM oleh-oleh, hingga pengelola destinasi wisata,” ungkap Deddy.
Ia juga menekankan pentingnya memaksimalkan Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) dengan menambah penerbangan langsung dari negara lain.
Saat ini, penerbangan langsung baru tersedia dari Malaysia dan Singapura, sementara wisatawan asing umumnya datang melalui Bali dan Jakarta.