HAIJOGJA.COM – Para pedagang dan juru parkir eks Abu Bakar Ali yang kini menempati area parkir di bekas Menara Kopi, Malioboro, mengeluhkan kondisi tempat baru mereka yang sepi pengunjung.

Menanggapi hal itu, Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, berjanji akan segera menindaklanjuti upaya penataan kawasan, khususnya terkait pengaturan jalur bus wisata agar bisa diarahkan ke lokasi eks Menara Kopi.

“Hari ini alhamdulillah kita bertemu dengan pedagang-pedagang yang sudah lima bulan pindah ke Menara Kopi. Tapi selama itu tidak ada bus yang datang ke sini, tidak ada orang yang beli. Bisa dibayangkan, jumlah mereka ada 200 lebih, termasuk tukang parkir juga banyak, tapi masih sepi,” ujar Hasto, pada Minggu (19/10/2025) dilansir laman resmi Pemerintah Kota Yogyakarta.

Solusi Mengatasi Menara Kopi Malioboro Sepi Pengunjung

1. Sejalan dengan Penataan Kawasan Sumbu Filosofi

Hasto menjelaskan bahwa rencana pengaturan jalur bus wisata ini sejalan dengan penataan kawasan Sumbu Filosofi Yogyakarta, yang memang tidak diperbolehkan dilalui bus berukuran besar, mulai dari area Tugu hingga Titik Nol Kilometer.

“Seyogyanya sumbu filosofi tidak dipakai untuk lalu-lalang bus besar. Maka nanti kita arahkan agar bus wisata parkir di sini saja. Lahannya cukup luas dan bisa untuk manuver bus besar,” ujarnya, dikutip dari IDN Times.

Selain itu, Hasto juga menyoroti pentingnya promosi area parkir baru di eks Menara Kopi agar lebih dikenal masyarakat dan wisatawan.

“Tadi juga pesan dari pedagang supaya lokasi ini dipromosikan secara online dan diberi petunjuk arah yang jelas. Itu juga akan kita tindak lanjuti,” tambahnya.

2. Koordinasi dengan Dishub

Dalam dialog tersebut, Hasto menuturkan bahwa pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Yogyakarta untuk menyiapkan tiga langkah strategis dalam penataan jalur bus wisata.

Pertama, mengalihkan jalur bus dari arah timur (depan Gramedia) menuju area eks Abu Bakar Ali atau Menara Kopi.

Rencana ini dijadwalkan mulai dijalankan pekan depan.

Kedua, menyediakan halte Trans Jogja di depan area parkir, agar wisatawan yang turun dari bus dapat melanjutkan perjalanan ke kawasan Malioboro dengan lebih mudah.

Ketiga, membuat zebra cross dan area penyeberangan aman di sekitar lokasi agar pengunjung bisa menyeberang tanpa mengganggu arus lalu lintas bus.

Kepala Dishub Kota Yogyakarta, Agus Arif Nugroho, menyatakan siap menjalankan arahan Wali Kota Hasto Wardoyo.

“Permintaan PKL Menara Kopi ini sudah jelas, saya akan segera laksanakan. Sangat memungkinkan, karena yang namanya rekayasa itu bisa dilakukan,” ujar Agus.

Agus menambahkan, pihaknya akan segera melakukan langkah teknis di lapangan bersama Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (PUPR) serta instansi lain yang terkait.

“Kami sudah koordinasi. Besok langsung kami tindak lanjuti bersama Kadis PUPR untuk pembongkaran di sekitar Gramedia. Tidak perlu menunggu lama, karena ini sudah menjadi keputusan pimpinan,” tegasnya.

3. Pedagang Berharap Eks Menara Kopi Kembali Ramai

Salah satu perwakilan pedagang, Doni, menyampaikan rasa terima kasih kepada Wali Kota Yogyakarta dan seluruh pihak yang telah berupaya agar kawasan eks Menara Kopi kembali ramai seperti sediakala.

“Sebagian besar aspirasi kami sudah diakomodasi oleh Pemerintah Kota. Kami berharap kebijakan ini bisa menjadi jalan agar kawasan Menara Kopi hidup kembali, seperti saat kami masih di Abu Bakar Ali,” ujarnya.

Doni bercerita, sejak direlokasi lima bulan lalu, kawasan baru itu masih sepi pembeli karena belum ada bus wisata yang diarahkan ke sana.

Ia berharap kebijakan rekayasa lalu lintas segera diwujudkan agar para pedagang bisa kembali beraktivitas dengan normal.

“Kami mohon bantuan Pak Wali supaya bus wisata bisa diarahkan ke sini. Kami dan teman-teman sudah sangat menunggu kesempatan untuk bisa kembali bekerja,” tuturnya.