HAIJOGJA.COM – Kasus dugaan keracunan massal menimpa ratusan siswa SMAN 1 Jetis, Bantul, setelah menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Jumat (31/10/2025) siang.

Sebanyak 168 siswa dilaporkan mengalami sakit perut dan diare beberapa jam setelah makan siang bersama di sekolah.

Namun, saat dimintai keterangan, Kepala SPPG Kabupaten Bantul, Fitra Khasanah, enggan memberikan komentar terkait program MBG.

“Kami tidak diperbolehkan memberi pernyataan (statement),” ujarnya singkat, Senin (3/11/2025), dikutip dari Harian Jogja.

Makan Bergizi Gratis Berujung Petaka

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul, Agus Tri Widiyantara, menjelaskan bahwa pihaknya masih melakukan pendataan dan penelusuran siswa yang mengalami gejala serupa.

Ia memastikan seluruh siswa yang terdampak sudah mendapat penanganan awal.

“Korban yang diduga mengalami keracunan dapat diatasi dan disembuhkan dengan obat darurat serta tidak dibawa ke rumah sakit,” jelas Agus, Senin (3/11/2025).

Sementara itu, Panewu Jetis, Anwar Nur Fahrudin, menyebut laporan awal diterima pada Jumat malam (31/10/2025) dari Puskesmas Jetis 1 dan Jetis 2.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, ada empat sekolah lain yang juga terdampak setelah mengonsumsi menu MBG dari SPPG Sumberagung, yaitu SMPN 3 Jetis, SMP Muhammadiyah Pulokadang, SDN 2 Bakulan, dan SMPN 1 Jetis.

“Jumlahnya masih dalam penelusuran teman-teman dari Puskesmas,” ujarnya.

Dari data sementara, siswa SMAN 1 Jetis yang mengalami keluhan terdiri dari 62 siswa kelas X, 31 siswa kelas XI, dan 75 siswa kelas XII, dengan total 168 orang.

Jumlah siswa dari sekolah lain masih menunggu hasil pendataan.

Menu MBG yang disajikan pada hari kejadian terdiri dari nasi putih, rendang ayam, tahu goreng, tumis kol, dan buah kelengkeng.

Sebanyak 861 porsi makanan disiapkan untuk siswa SMAN 1 Jetis.

Dugaan sementara mengarah pada rendang ayam sebagai penyebab munculnya gejala keracunan.

Beberapa guru menyebutkan bahwa siswa yang tidak memakan lauk tersebut umumnya tidak mengalami keluhan sakit perut maupun diare.

Anwar menambahkan, hingga saat ini tidak ada siswa yang dirawat di rumah sakit dan kondisi mereka sudah berangsur membaik.

“Sampai saat ini Puskesmas Jetis 1 belum menerima laporan pasien rawat inap dari siswa SMAN 1 Jetis,” katanya.

Dinas Kesehatan Bantul bersama Puskesmas Jetis kini masih memantau kondisi para siswa serta melakukan uji laboratorium terhadap sampel makanan untuk memastikan penyebab pasti insiden tersebut.