HAIJOGJA.COM – Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten Bantul pada Senin (5/5/2025) menjadi momentum penting dalam menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk periode 2025–2029.

Dalam forum ini, Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, mengungkapkan lima fokus utama pembangunan yang akan menjadi dasar dari kebijakan daerah untuk lima tahun mendatang, sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045.

Bupati Halim menegaskan bahwa keberagaman dan budaya khas Bantul akan menjadi kekuatan utama dalam setiap program pembangunan. “Kami percaya bahwa budaya dan agama harus menjadi pilar utama dalam setiap kebijakan pembangunan daerah. Keberagaman adalah kekuatan, dan budaya istimewa adalah identitas kita yang harus dijaga,” ujar Bupati Halim dalam sambutannya.

Menurutnya, jika kedua hal tersebut hilang, maka Kabupaten Bantul akan kehilangan arah dan identitasnya.

Di sisi lain, Sekretaris Bapperida Bantul, Novi Astuti, menjelaskan bahwa proses penyusunan RPJMD ini telah dimulai sejak pelantikan kepala daerah pada Februari 2025 lalu. “Kami telah memasuki tahap finalisasi penyusunan RPJMD, dan melalui Musrenbang ini, kami berharap bisa memastikan bahwa setiap langkah pembangunan selaras dengan kebutuhan masyarakat,” kata Novi.

Dalam paparan lebih lanjut, Bupati Halim menyebutkan bahwa RPJMD Kabupaten Bantul akan difokuskan pada lima isu utama, di antaranya pengentasan kemiskinan, ketimpangan penghasilan, kurang optimalnya penangan pengangguran, menyusutnya lahan pertanian, kesenjangan infrastruktur antar wilayah, juga pengurangan resiko bencana.

“Pembangunan yang inklusif dan merata akan menjadi fokus utama, dengan memastikan bahwa setiap warga Bantul merasakan dampak positif dari setiap kebijakan yang diambil,” jelasnya.

Salah satu tantangan yang dihadapi Bantul adalah penyusutan luas lahan pertanian, yang mempengaruhi sektor ekonomi masyarakat.

“Kami menyadari bahwa sektor pertanian adalah salah satu sumber penghidupan utama di Bantul. Oleh karena itu, kami akan fokus pada pengelolaan lahan yang lebih efisien dan berkelanjutan untuk mendukung ketahanan pangan daerah,” ujar Bupati Halim.

Selain itu, Bantul juga akan menghadapi tantangan global seperti dampak dari perang dagang dan perubahan iklim, yang dapat mempengaruhi perekonomian dan ketahanan pangan. Oleh karena itu, penguatan ketahanan ekonomi lokal dan diversifikasi sektor usaha akan menjadi prioritas dalam jangka panjang.

Acara Musrenbang ini turut dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, mulai dari pejabat pemerintah daerah hingga masyarakat umum, yang turut memberikan masukan terkait lima fokus utama pembangunan.

“Keberhasilan pembangunan tidak hanya bergantung pada pemerintah, tetapi juga partisipasi aktif masyarakat dalam merencanakan dan melaksanakan setiap program,” tambah Bupati Halim.

Dengan lima fokus utama pembangunan tersebut, Pemkab Bantul berharap dapat mewujudkan masyarakat yang lebih sejahtera, berdaya saing tinggi, dan mampu bersaing di tingkat nasional maupun global. Seluruh program yang dirancang dalam RPJMD akan dilaksanakan secara bertahap dengan memanfaatkan potensi daerah yang ada.