Korban Keracunan MBG di Sleman Jadi 212, Polisi Selidiki SPPG
HAIJOGJA.COM — Korban keracunan Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terus bertambah.
Menurut data terkini Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman, total siswa yang terdampak mencapai 212 orang, yang tersebar di empat SMP berbeda.
Keempat sekolah yang melaporkan kasus keracunan ini meliputi:
• SMP Muhammadiyah 1 Mlati
• SMP Muhammadiyah 2 Mlati
• SMP Negeri 3 Mlati
• SMP Pamungkas Mlati
Hingga kini, dari 212 korban keracunan MBG di Sleman, 113 di antaranya telah dirawat di Puskesmas, 19 siswa menjalani rawat inap di RSUD Sleman, 3 siswa dirujuk ke RSA UGM (2 rawat jalan dan 1 rawat inap), dan 77 siswa mengalami gejala ringan sehingga tidak memerlukan perawatan intensif.
Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Sleman Khamidah Yuliati siswa yang dirujuk ke rumah sakit menunjukkan gejala sedang hingga berat.
“Jadi yang ke rumah sakit itu hanya yang bergejala sedang sampai berat sehingga tidak bisa ditangani di puskesmas, maka dia dirujuk di rumah sakit,” terang Yuli, Kamis, 14 Agustus 2025.
Sebelum muncul gejala keracunan, para siswa diketahui mengonsumsi makanan MBG dengan menu rawon daging sapi pada Selasa, 12 Agustus 2025.
Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa menyatakan bahwa saat ini Pemkab tengah fokus pada penanganan dan pemulihan para siswa yang terdampak keracunan makanan.
Adapun saat ini kondisi para siswa telah berangsur membaik.
“Kita sudah diskusi dan nanti akan ditanggung oleh BPJS Kesehatan yang akan dikoordinasikan oleh Dinkes dan Dinsos. Artinya, masyarakat tidak dibebankan dengan biaya pengobatan,” tutur Danang.
Polisi Selidiki SPPG Penyedia MBG di Sleman
Buntut dari kejadian ini, Polresta Sleman bersama Dinas Kesehatan dan laboratorium di Semarang telah melakukan pemeriksaan terhadap dapur milik Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang berlokasi di Mlati.
Dugaan sementara mengarah pada menu rawon sebagai penyebab utama keracunan.
Kapolresta Sleman, Kombes Pol Edy Setyanto Erning Wibowo mengonfirmasi bahwa tim telah menginterogasi pengelola dapur serta mengamankan sampel makanan dan muntahan korban untuk diuji di laboratorium.
“(SPPG berlokasi) di Mlati, kita baru interogasi,” kata Edy.
Hasil uji laboratorium diharapkan dapat mengungkap penyebab pasti insiden tersebut.
Pemkab Evaluasi MBG di Sleman
Selain dilakukan investigasi, Sekretaris Daerah Sleman Susmiarto memastikan Pemkab Sleman melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan program MBG.
Ia juga menyebutkan bahwa koordinasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN) dan SPPG akan segera dilakukan untuk memastikan keamanan dan keberlanjutan program di seluruh wilayah Sleman.
Meskipun distribusi MBG untuk tiga SMP terdampak telah dihentikan, program masih berjalan untuk jenjang SD karena belum ditemukan kasus serupa di sekolah dasar.
Namun, kelanjutannya akan ditentukan
berdasarkan hasil investigasi mendalam oleh Dinkes dan Kepolisian.
“Kalau saya sudah dapat informasi-informasi, SPPG akan kita undang. Tapi kemungkinan kalau tidak bermasalah, ya, tetap berjalan.