HAIJOGJA.COM – Tahun ajaran baru di SDN Minomartani II Sleman, Kecamatan Ngaglik, resmi dimulai pada Senin, 14 Juli 2025.

Namun, ruang kelas 1 tampak sepi karena hanya dua siswa yang hadir dengan seragam lengkap.

Kondisi serupa juga terjadi tahun sebelumnya, menurut wali kelas Lina Setiawati.

“Tahun lalu (kelas 1) dua (siswa) juga,” ujar wali kelas, Lina Setiawati, saat ditemui di sekolah, dilansir dari Kompas.

Proses Pembelajaran Tetap Berjalan

Meski jumlah siswa minim, proses pembelajaran tetap berjalan dengan optimal, bahkan memungkinkan perhatian lebih pada tiap siswa.

“Insya Allah malah lebih fokus ke anak-anak. Apapun kondisinya, kita tetap maksimal,” ujarnya.

Pada pekan awal ini, materi difokuskan pada pengenalan lingkungan sekolah, apalagi salah satu siswa belum pernah mengenyam pendidikan TK.

Penyebab Jumlah Murid Minim

Rendahnya jumlah murid ini disebabkan oleh dominasi warga lanjut usia di wilayah tersebut, sementara anak-anak muda umumnya ikut orang tua mereka yang merantau.

Berdasarkan laporan RT dan RW setempat, 80 persen warga di lingkungan sekitar sekolah adalah lansia.

Dari total 374 SD Negeri di Sleman, Dinas Pendidikan mencatat ada 62 sekolah yang menerima kurang dari 10 siswa baru tahun ini, dan 11 sekolah di antaranya hanya mendapat di bawah lima pendaftar—termasuk SDN Minomartani II.

Sekretaris Dinas Pendidikan Sleman, Sri Adi Marsanto, menyebut dua faktor utama kekurangan murid YAITU meningkatnya minat masyarakat menyekolahkan anak ke swasta, serta sedikitnya jumlah anak usia SD di beberapa wilayah.

Dinas Pendidikan juga sedang mengkaji opsi penggabungan sekolah (regrouping), namun keputusan ini masih dalam tahap evaluasi dan pertimbangan bersama Dewan Pendidikan.