Kampung UFO Jogja, Wisata Edukasi Antariksa Lewat Mural hingga Pernak-pernik
HAIJOGJA.COM — Selain Kampung Alien di Kulon Progo dan Monumen Crop Circle di Sleman, Kota Yogyakarta juga memiliki kampung bertema luar angkasa yang tak kalah menarik, yaitu Kampung UFO.
Di balik tampilannya yang unik, kampung ini ternyata memiliki tujuan mulia sebagai ruang edukasi dan kesadaran kosmologis bagi masyarakat.
Kampung UFO berada di RT 46 RW 10, Gedongkiwo, Mantrijeron, Kota Yogyakarta.
Begitu memasuki kawasan ini, pengunjung akan disambut pemandangan dinding rumah warga yang dipenuhi mural bertema benda terbang tak dikenal (UFO), serta berbagai ornamen bernuansa antariksa.
Tak hanya mural, di sepanjang gang kecil tersebut juga terdapat miniatur piring terbang dan papan petunjuk jalan bertema luar angkasa, menghadirkan suasana estetik dan futuristik di tengah lingkungan permukiman warga.
Ide Muncul dari Fenomena Langit di Jogja
Kampung bertema UFO ini digagas oleh Venzha Christ, Direktur Indonesia Space Science Society (ISSS), yang meresmikannya pada 21 Juli 2024.
Ia menuturkan bahwa ide pembuatan kampung ini berawal dari seringnya masyarakat Yogyakarta melihat penampakan benda-benda langit.
“Di Jogja itu kan banyak penampakan benda langit, nah saya dan temen-temen mikir ini harus ada penandanya. Terus saya coba buat satu titik tertentu, terus aku coba ngomong sama tetua kampung sini,” ujar Venzha, Senin (6/10/2025).
Menurutnya, tujuan utama proyek ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap semesta dan lingkungan sekitar.
“Nah tujuannya untuk awareness bagaimana kita itu peduli dengan kesadaran kosmologis, jadi manusia itu sebenernya satu dengan semesta,” sambungnya.
Dari Ide Kosmologi ke Gerakan Sosial dan Ekologi
Venzha mengakui bahwa membawa konsep kosmologi dan UFO ke lingkungan masyarakat yang majemuk bukan hal mudah.
Karena itu, ia bersama komunitas Indonesia UFO Network (IUN) menggabungkan tema UFO dengan kegiatan sosial dan ekologis, seperti bersih-bersih kampung, pengelolaan sampah, dan kampanye peduli lingkungan.
“Ini kan agak sulit kalau mau dibawa ke ranah yang awam ya, harus ada bahasa yang mudah dimengerti. UFO menurut kami adalah kata yang paling populer, terus orang tertarik,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa tema UFO dijadikan sebagai “pintu gerbang” untuk menarik partisipasi warga.
“Pintu gerbangnya saya lewatnya situ, ini kalau nggak ada temanya kayaknya ndak mungkin disetujui bikin kegiatan ini. Akhirnya disetujui, terlibat semua, masyarakat seneng, gambar sama-sama kami mengundang seniman,” imbuhnya.
Peresmian Kampung UFO pun dilakukan bertepatan dengan Indonesia UFO Day (Hari UFO Nasional) pada 21 Juli 2024.
Kampung Edukasi Astronomi dan Kreativitas Warga
Tak hanya menghias kampung dengan mural dan ornamen antariksa, Venzha dan tim juga menggelar berbagai kegiatan edukatif seperti lokakarya, workshop, serta kelas astronomi gratis untuk anak-anak.
Rumahnya bahkan disulap menjadi laboratorium mini bernama v.u.f.o.c Laboratory sebagai sarana belajar dan eksperimen.
“Misal kalau ada tamu yang ke sini, saya lihat ada potensi presentasi, ya saya mengundang anak-anak muda untuk bikin workshop. Terutama pas bulan Juli, karena tiap tahun kita selalu bikin festival UFO,” jelasnya.
Bagi warga sekitar, keberadaan kampung bertema UFO ini membawa dampak positif terhadap lingkungan dan kesadaran sosial.
Dampak Nyata bagi Warga Gedongkiwo
Bendahara RT 46, Suhardjono, mengungkapkan bahwa lahirnya Kampung UFO telah membuat masyarakat lebih peduli terhadap kebersihan dan keasrian lingkungan.
“Yang menawarkan Mas Venzha, tujuannya kita ingin membuat kampung kita bersih gitu, jadi UFO hanya untuk momen saja. Jadi di dalam Kampung UFO kita bersama untuk membuat alam supaya tetap lestari,” ujarnya.
Menurutnya, semangat yang muncul dari proyek ini telah membangkitkan kesadaran warga untuk menjaga kampung mereka sendiri.
“Dampaknya bisa menyemangati masyarakat itu, jadi lebih peduli lah dengan kampungnya,” pungkas Suhardjono.