Investasi Macet, Ratusan Nasabah BLN Gunungkidul Tuntut Haknya Dikembalikan, Kerugian Capai 4,5 Milliar
HAIJOGJA.COM – Puluhan orang yang tergabung dalam Aliansi Jeritan Nasabah Koperasi Bahana Lintas Nusantara (BLN) Cabang Gunungkidul menggelar aksi demonstrasi di depan rumah Ketua Cabang Koperasi BLN di Padukuhan Ngerboh 1, Kalurahan Piyaman, Kapanewon Wonosari, Senin (28/7/2025).
Massa aksi yang membawa sejumlah spanduk tuntutan itu menuntut pengembalian dana investasi yang mereka tanamkan di koperasi. Nilai investasi yang dipersoalkan mencapai puluhan miliar rupiah, yang disebutkan berasal dari ratusan nasabah di Kabupaten Gunungkidul.
Tolak Tokenisasi, Tuntut Penarikan Simpanan
Dalam orasinya, para peserta aksi menyuarakan penolakan terhadap program tokenisasi trading dan pasar modal yang diluncurkan oleh koperasi. Mereka juga menuntut pencairan simpanan, termasuk tabungan umrah, emas, dan dana untuk program tur yang hingga kini belum dikembalikan oleh pengurus.
Koordinator aksi yang juga nasabah, Agung, mendesak agar Ketua Cabang BLN bertanggung jawab secara langsung atas macetnya dana investasi. Ia menuntut agar uang yang telah diinvestasikan segera ditalangi untuk menghindari kerugian lebih besar bagi para anggota.
Seorang peserta aksi menyebut bahwa pembagian hasil investasi yang biasanya cair setiap bulan sebesar 4,17 persen dari total dana yang disetorkan, telah terhenti sejak Maret 2025. Dalam perjanjiannya, bagi hasil tersebut dijanjikan akan berlangsung selama 24 bulan sejak awal investasi.
“Biasanya setiap bulan ada pencairan, tapi sejak Maret lalu tidak ada sama sekali,” ujar salah satu nasabah yang enggan disebut namanya.
Investasi Gunakan Dana Utang Bank
Mirisnya, beberapa nasabah diketahui berinvestasi menggunakan dana pinjaman dari bank, yang kini tidak dapat mereka lunasi akibat macetnya pengembalian dana dari koperasi. Bahkan, ada yang mengaku agunan miliknya sudah dilelang pihak bank akibat gagal bayar angsuran.
“Yang investasi Rp200 juta ada, Rp600 juta ada, bahkan ada juga yang sampai miliaran rupiah, itu nasabah dari Playen,” ujar salah satu nasabah lain.
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak pengurus Koperasi BLN Gunungkidul terkait aksi tersebut. Para nasabah menyatakan akan terus mendesak pertanggungjawaban dan berencana membawa persoalan ini ke jalur hukum jika tuntutan tidak dipenuhi.
Aksi ini menjadi sorotan di tengah maraknya kasus serupa di berbagai daerah, di mana masyarakat kecil menjadi korban investasi yang tak transparan.