HAIJOGJA.COM – Lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) membuat ide baru yang dapat membantu rumah tangga yang tidak memiliki tempat pengelolaan sampah.

Gelora adalah inovasi baru yang merupakan incinerator portabel atau alat pembakar sampah rumah tangga yang ramah lingkungan.

Gelora memiliki sistem pembakaran tertutup dan filtrasi karbon aktif untuk mengurangi polusi dan emisi gas.

Alat ini adalah solusi praktis bagi orang-orang yang tinggal jauh dari TPA (Tempat Pembuangan Akhir) atau di daerah yang tidak memiliki sistem pengolahan sampah mandiri.

Produk ini merupakan hasil karya tim Pekan Kreativitas Mahasiswa Karya Inovatif (PKM-KI) UGM yang beranggotakan Amir Fren Afrizal, Fa’iq Al-Baihaqi, Mohammad Lathif Adani, Muhammad Zulfa Azizi, dan Rahma’ Alya Nabila Damayanti.

Kelimanya berasal dari Program Studi Teknologi Rekayasa Elektro, Sekolah Vokasi UGM, dengan bimbingan Ir. Ma’un Budiyanto.

Inovasi Mahasiswa UGM

Ma’un Budiyanto menjelaskan bahwa Gelora diharapkan bisa menjadi teknologi tepat guna yang mendorong masyarakat untuk mengelola sampah secara mandiri.

“Kami berharap Gelora dapat menjadi langkah nyata dalam penerapan ekonomi sirkular dan pengelolaan sampah berbasis komunitas,” ujarnya, dilansir dari laman UGM, Jumat (17/10/2025), dikutip dari Kompas.

Amir Fren Afrizal, ketua tim, mengatakan bahwa ide untuk membuat Gelora berasal dari kekhawatiran tentang volume sampah rumah tangga yang meningkat di Indonesia, yang kini mencapai lebih dari 34 juta ton per tahun.

Sebagian besar sampah belum dikelola dengan baik, terutama di daerah dengan banyak orang.

“Keterbatasan teknologi pengolahan sampah skala kecil membuat masyarakat kesulitan berpartisipasi aktif dalam pengurangan sampah. Gelora dirancang sebagai solusi sederhana dan efisien yang bisa digunakan langsung di rumah,” kata Amir.

Dari sisi desain, Gelora dibuat portabel dan mudah dipindahkan berkat tambahan roda serta gagang pegangan.

Lapisan pelindungnya terdiri dari tiga isolator panas untuk menjamin keamanan selama digunakan.

“Kami menggunakan bahan batu tahan api dan besi tahan panas agar pengguna tetap terlindungi selama proses pembakaran berlangsung,” ungkap Muhammad Zulfa Azizi selaku perancang desain mekanis.

Sementara itu, Fa’iq Al-Baihaqi dan Lathif Adani mengembangkan sistem kontrol elektronik berbasis mikrokontroler ESP32 yang menampilkan suhu pembakaran secara real-time.

“Melalui fitur monitoring ini, pengguna bisa memastikan proses pembakaran berlangsung secara aman dan efisien,” ujar Fa’iq.

Rahma’ Alya Nabila Damayanti merancang sistem penyaring gas berbasis karbon aktif yang dapat dilepas-pasang, juga dikenal sebagai “plug and play”.

Sistem ini mengurangi emisi gas sekaligus meningkatkan efisiensi pembakaran.

Selain melakukan uji coba teknis, tim Gelora aktif menyebarkan inovasi mereka melalui platform media sosial seperti Instagram, YouTube, dan Facebook.

Saat ini, mereka tengah mengajukan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) untuk melindungi desain industri alat tersebut.

“Upaya ini menjadi bagian dari komitmen kami untuk menghadirkan inovasi berkelanjutan yang berdampak langsung bagi masyarakat,” terang Amir.