HAIJOGJA.COM – Cerita mistis dan urban legend seringkali muncul di berbagai tempat, termasuk di sekitar lingkungan kampus atau tempat-tempat bersejarah.

Namun, cerita-cerita seperti ini biasanya berkembang sebagai bagian dari warisan cerita orang terdahulu yang belum terbukti kebenarannya.

Salah satu cerita misterius adanya kemunculkan sosok hantu Menir Joseph di Gedung Balairung, yang terletak di Kampus UGM, Yogyakarta.

Gedung ini didirikan pada tahun 1927 oleh pemerintah Hindia Belanda sebagai gedung pertemuan untuk para mahasiswa dan dosen.

Konon Menir Josep merupakan hantu seorang pria Belanda yang kabarnya kerap gentayangan.

Penampakan Menir Josep konon beberapa kali muncul, pertama kali terjadi pada tahun 1976.

Waktu itu, beberapa mahasiswa yang sedang belajar di Fakultas Filsafat, Geografi, dan Psikologi tiba-tiba melihat seorang pria Belanda yang berpakaian rapi berjalan di lorong.

Pria itu tinggi kurus dan jalannya sangat cepat namun saat diikuti pria itu menghilang begitu saja.

Tidak hanya itu, penampakan Menir Josep dikabarkan kembali muncul pada tahun 1990-an.

Namun Menir Josep akan menghilang begitu saja ketika mereka mencoba didekati.

Tahun 2000-an, kisah yang paling terkenal tentang Menir Josep juga kembali buat gempar.

Saat itu 2 mahasiswa Geofisika UGM sedang ngenet di rektorat, namun datanglah seorang bapak tua dan duduk bersama mereka.

Mahasiswa-mahasiswa itu tidak curiga, namun semua berubah ketika salah satu mahasiswa mengambil bolpoin yang jatuh di lantai.

Ketika dia mengambil bolpoin, dia kaget karena hanya ada dua pasang kaki, padahal di situ ada 3 orang.

Mahasiswa itu menyadari ternyata kaki Josep Meneer itu mengambang. Namun hingga kini cerita-cerita tersebut tidak diketahui pasti apakah hanya isu belaka atau benar adanya.

Diketahui, Gedung Balairung UGM memiliki arsitektur yang khas karena bangunannya berbentuk persegi panjang dengan dua lantai.

Lantai pertama digunakan sebagai ruang pertemuan, sedangkan lantai kedua digunakan sebagai ruang kuliah. Gedung ini juga memiliki sebuah menara yang berfungsi sebagai tempat lonceng.