Beras Merah Lokal Gunungkidul “Segreg Handayani” Dikembangkan BRIN, Ini Kandungan Manfaatnya
HAIJOGJA.COM — Beras merah lokal asal Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang dikenal dengan nama Segreng Handayani, kini mulai menjadi sorotan sebagai bahan pangan alternatif yang sehat dan kaya gizi.
Hal tersebut diungkapkan Heni Purwaningsih dari Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan (PRTPP) BRIN dalam pelatihan UMKM di Desa Ngawu Playen DIY, Selasa (2/9) lalu.
Heni menjelaskan bahwa beras merah Segreng Handayani merupakan beras yang hanya mengalami proses penggilingan minimal.
Karena lapisan dedak (bran) dan germ-nya masih utuh, menjadikannya sumber nutrisi yang lebih lengkap dibanding beras putih biasa.
“Beras merah merupakan beras yang hanya mengalami proses penggilingan minimal, sehingga masih memiliki lapisan dedak (bran) dan germ. Sedangkan warna merahnya berasal dari pigmen alami antosianin yang kaya akan antioksidan,“ ujar Heni.
Kandungan Manfaat Beras Merah Segreng Handayani
Dari hasil riset yang dilakukan oleh Heni dan timnya, diketahui bahwa varietas beras merah Segreng Handayani memiliki kandungan phytosterol sebesar 2,5% dan serat pangan hingga 5,59%.
Hal ini menjadikannya sebagai salah satu varietas lokal dengan manfaat kesehatan paling menonjol, terutama dalam hal menurunkan kadar gula darah.
“Varietas ini juga memiliki indeks glikemik rendah yaitu 50,5 sehingga aman untuk penderita diabetes,” tambahnya.
Beras merah ini dinilai memiliki potensi besar dalam pengembangan pangan fungsional, terutama untuk mendukung gaya hidup sehat.
Selain itu, kandungan antosianin yang tinggi pada kulit ari beras berfungsi sebagai antioksidan alami yang dapat membantu menangkal radikal bebas dalam tubuh.
Produk Inovasi Beras Merah Segreng Handayani
Sebagai bagian dari upaya diversifikasi produk pangan lokal, beras merah Segreng Handayani kini juga telah diolah menjadi berbagai bentuk produk modern, seperti beras instan, tepung beras merah, minuman flake, mie instan sehat, biskuit, cracker, dan bahkan rengginang.
Khusus pada pelatihan di Desa Ngawu tersebut, produk yang dihasilkan adalah camilan mie siap saji berbahan dasar beras merah Segreng Handayani.
“Salah satu inovasi menarik adalah mie siap saji berbahan beras merah karena dibuat dengan campuran tepung beras, tepung tempe, isolat protein kedelai, bahan lainnya.”
Dengan komposisi tersebut, produk ini berhasil menciptakan camilan yang tidak hanya renyah, tetapi juga tinggi serat dan aman dikonsumsi oleh berbagai kalangan.
“Produk ini diharapkan dapat menjadi alternatif pangan sehat sekaligus meningkatkan nilai tambah bagi petani lokal,“ lanjutnya.
Menghasilkan camilan yang renyah dan aman dikonsumsi, serta kaya serat.
Proses pelatihan pembuatan camilan ini didampingi langsung oleh dua periset dari PRTPP BRIN, yaitu Alit Pangestu dan Yessy Anna Pratiwi.
Pelatihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para pelaku UMKM lokal agar mampu menciptakan produk pangan sehat yang bernilai jual tinggi.
“Kami berharap, melalui pelatihan diversifikasi pangan berbasis beras merah ini, para peserta dapat mendukung pangan lokal yang tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan masyarakat, tetapi juga mampu memperkuat ketahanan pangan di Gunungkidul,” pungkasnya.
Sebagai informasi, acara pelatihan ini merupakan hasil kolaborasi antara PRTPP BRIN dan Bappeda Kabupaten Gunungkidul, dengan melibatkan peserta dari kalangan UKM PUTRI sebanyak 21 orang, serta 35 peserta dari program Magang Usaha Tani yang difasilitasi oleh Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S).