Aturan Baru Roblox Perketat Konten untuk Perlindungan Anak
HAIJOGJA.COM — Platform game online global Roblox memperketat aturan konten pengguna.
Hal ini menyusul banyaknya sorotan mengenai risiko keamanan game ini, khususnya bagi anakk-anak di bawah umur.
Mengingat, Roblox saat ini mencapai puncak popularitasnya di kalangan anak-anak.
Terlihat dari tingginya minat anak-anak dalam melakukan top-up Robux demi membeli item atau mengakses fitur tertentu.
Aturan Baru Roblox Larang Konten Seksual dan Romantis
Salah satu kebijakan utama yang diperbarui adalah larangan total terhadap konten seksual dan romantis.
Jika sebelumnya masih ada celah dalam interpretasi, kini Roblox menegaskan bahwa segala bentuk konten, suasana, atau perilaku yang mengarah pada aktivitas seksual tidak diperbolehkan.
Termasuk di dalamnya, penggunaan ruang seperti kamar tidur atau kamar mandi dalam game sosial kini dibatasi hanya untuk pengguna usia 17 tahun ke atas yang telah terverifikasi identitasnya.
Menurut Chief Safety Officer Roblox, Matt Kaufman, kebijakan ini bertujuan memperjelas batasan dalam interaksi pengguna.
“Kami memperjelas kebijakan yang melarang konten romantis dan seksual, dengan menambahkan larangan secara eksplisit terhadap konten, pengaturan, atau perilaku yang menyiratkan aktivitas seksual,” kata Chief Safety Officer Roblox, Matt Kaufman, dalam keterangan resminya, Jumat (15/8/2025).
Selain itu, semua game atau experience yang belum diberi peringkat usia akan dibatasi hanya untuk pengembang.
Untuk bisa dipublikasikan secara luas, pengembang wajib menyelesaikan Kuesioner Kedewasaan dan Kepatuhan.
Roblox Deteksi Otomatis Konten Pelanggaran
Roblox kini mengadopsi sistem deteksi otomatis untuk mengidentifikasi konten yang melanggar.
Fitur ini akan memantau perilaku pengguna, termasuk dalam game dengan fitur menggambar, untuk mencegah penyebaran gambar atau adegan tidak pantas.
Jika sistem mendeteksi banyak pelanggaran dalam satu server, maka server tersebut akan otomatis ditutup.
Roblox akan bekerja sama dengan pengembang game untuk mengatasi dan mencegah perilaku serupa di masa depan.
Roblox Digugat Jaksa Louisiana
Kebijakan baru ini muncul sebagai respons terhadap gugatan hukum dari Jaksa Agung Louisiana yang menuduh Roblox lalai dalam melindungi anak-anak.
Salah satu sorotan utama adalah lemahnya sistem verifikasi usia yang memungkinkan predator menyamar sebagai anak-anak.
Bahkan, beberapa game bermasalah seperti Escape to Epstein Island dan Public Bathroom Simulator Vibe sempat lolos pengawasan.
Di mana, konten ini memperlihatkan bahwa fitur kreatif di Roblox dapat disalahgunakan untuk membuat konten yang berbahaya.
Rencana Pemerintah Indonesia Blokir Roblox
Di Indonesia sendiri, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti mengungkapkan bahaya game online tersebut dan berencana memblokir kontennya.
Menurutnya, Roblox mengandung kekerasan yang bisa ditiru oleh anak-anak.
“Kalau main HP tidak boleh menonton kekerasan, yang di situ ada berantemnya, di situ ada kata-kata yang jelek-jelek, jangan nonton yang tidak berguna ya. Nah yang main blok-blok (Roblox) tadi itu jangan main yang itu ya, karena itu tidak baik ya,” kata Mu’ti ketika meninjau program Cek Kesehatan Gratis di SDN Cideng 02, Jakarta, Senin, 4 Agustus 2025 lalu.
Hal ini pun mendapatkan dukungan dari Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi apabila game ini dinilai terlampau membahayakan.
“Kalau memang sudah dinilai sangat mengganggu dan berdampak negatif, ada baiknya mungkin ditutup atau diblokir,” kata Arifah di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 18 Agustus 2025.
Namun begitu, ia masih membuka peluang perbaikan dan mengimbau para pengembang game untuk membuat konten yang lebih ramah anak.
Adapun pihaknya saat ini bersama Kemendikdasmen dan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) masih mengkaji terkait kelangsungan game tersebut dengan tetap mendengarkan pendapat masyarakat.
Sejalan dengan itu, Arifah mengimbau agar orang tua turut memantau aktivitas digital anak, mengingat mereka masih belum bijak dalam menggunakan gawai.